SURABAYA (voa-islam.com) - Di depan para Muktamirin PKB di Surabya, Jokowi obral kursi kabinet. Saat usai menyampaikan pidatonya, di depan para Muktamirin PKB itu, Jokowi sambil memeluk Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, mengatakan, bahwa satu kursi untuk Mahaimin sudah aman, tukasnya, dan disambut gemuruh tepuk tangan oleh para peserta muktamar PKB.
Bukan hanya itu. Jokowi saat ditanya, apakah hanya satu kursi untuk Muhaimin, bekas walikota Solo itu, masih menggaransi (menjamin) ada beberapa kursi lagi yang akan diberikan kepada kader PKB.
Nampaknya, Muhaimin dan tokoh PKB lainnya akan mendapatkan ganjaran dari Jokowi, sesuai dengan pengorbanannya yang sudah di berikan kepada Jokowi dan PDIP dalam pilpres lalu. PKB, dipastikan akan menjadi basis politik Jokowi, dan pilar kekuasaannya, terutama kalangan Nahdiyyin yang sudah ada di tangannya.
Pidato Jokowi yang disiarkan oleh MetroTV itu, siang tadi, menggambarkan Jokowi tidak konsisten, dan menjilat ludahnya sendiri. Selama ini, dalam berbagai kesempatan menegaskan Jokowi tidak akan mengambil tokoh partai politik, sudah tidak doyan tokoh partai, dan akan membentuk kabinet kerja (Zaken kabinet), tapi karena modal nyalinya cekak, terpaksa menjilat ludahnya lagi.
Obral kursi di depan Muktamirin PKB itu, sebagai pancingan bagi partai-partai lainnya, agar sudi memperkuat pemerintahan Jokowi-JK, yang hanya didukung 40 persen suara di parlemen. Jadi mau ngapain Jokowi-JK?
Makanya, sekarang Jokowi tebar pesona dan melakukan komunikasi politik seperti yang diberitakan oleh media 'begundalnya', yang terus mencoba menggerogoti koalisi MERAH PUTIH, agar mau bergabung dengan Jokowi. Partai yang sudah diincar dan akan diseret oleh Jokowi itu, diantaranya PAN dan PPP. Namun masih sebatas wacana.
Siti Zuhro dari LIPI, mengatakan masuknya tokoh-tokoh partai politik, pasti akana menimbulkan konflik of interest, cetusnya. Di satu sisi Jokowi menolak tokoh partai politik, disisi lainnya, Jokowi ingin mendapatkan dukungan partai politik memperkuat pemerintahannya.
Apalagi, menjelang pelantikannya, Jokowi was-was dan galau, takut kalau Gedung DPR, saat pelantikannya hanya diisi oleh para anggota DPR dari partai pendukungnya, yaiu PDIP, PKB, Nasdem, Hanura, dan PKPI. Gedung DPR akan kosong.
jj/db/voa-islam.com