BANDUNG (voa-islam.com) – Ketua Ormas Islam Gerakan Pagar Aqidah (GARDAH) Ustadz Suryana Nurfatwa meminta pemerintah menangkap pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan Orientasi Cinta Akademik dan Almamater (OSCAAR) bertema “Tuhan Membusuk” yang digelar oleh Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Usluhuddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel, Surabaya, pada 28-29 Agustus 2014 yang lalu.
“Tema Tuhan membusuk jelas itu penghinaan, eksistensi Allah dan nilai-nilai ketuhanan-Nya sampai kapanpun tidak akan membusuk karena sifat Rabb tidak berawal dan tidak berakhir, sampai kapanpun eksis, dan sampai kapanpun terjaga nilai-nilai ketuhananNya” katanya dalam rilis yang diterima voa-islam.com, Ahad, (31/08/2014) yang lalu.
Ustadz Suryana selanjutnya mengatakan justru manusialah yang membusuk karena manusia adalah mahluk yang bersifat berawal dan berakhir, jangan menyimpulkan bahwa nilai-nilai ketuhanan mulai membusuk dalam diri masyarakat beragama.
“Karena manusia manapun baik beragama atau tidak, (keduanya) sama memiliki Gharizatun Tadayyun (naluri bertuhan/beragama), dirinya akan merasa hampa kalau jauh dari Tuhan atau kalau lagi tidak taat pada Tuhan, apalagi kalau tidak bertuhan, karena itu adalah naluri manusia” paparnya.
“Maka Tuhan tidak akan membusuk justru yang membuat tema ‘Tuhan Membusuk’ lah yang akan membusuk, dan wajib diseret ke penjara karena sudah melecehkan Tuhan berarti melecehkan agama, maka GARDAH meminta pemerintah untuk menangkapnya” pungkasnya.
Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Meminta Maaf
Tema "Tuhan Membusuk; Rekonstruksi Fundamentalisme Menuju Islam Kosmopolitan" yang diusung panitia ospek Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, menuai kontroversi. Pihak rektorat pun langsung bereaksi.
Rektor UIN Sunan Ampel, Abd A'la, mengaku mengetahui tema yang terpampang dalam spanduk tersebut saat ospek akan dimulai. "Kami meminta pihak senat untuk menurunkan atau tulisan itu dihapus. Pada hari pertama sudah dilaksanakan, tapi pada hari kedua muncul kembali," seperti yang dilansir Okezone, Senin (1/9/2014).
Selain meminta menurunkan spanduk kegiatan, Abd A'la juga meminta Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat untuk menyelesaikan permasalahan ini. Pihak dekanat kemudian meminta penjelasan mahasiswa pembuat tema.
Abd A'la menyebut, para mahasiswa itu beralasan tema tersebut merupakan kritik terhadap kelompok yang menggunakan nama Tuhan untuk hal-hal yang bertentangan dengan agama. Namun karena ungkapan mereka salah dan telah membuat keresahan, pihak Rektorat UIN Sunan Ampel meminta dekanat memprosesnya sesuai ketentuan dan aturan.
"Kami atas nama UIN Sunan Ampel memohon maaf atas kejadian ini," ujar Abd A'la.
[syahid/voa-islam.com]