View Full Version
Ahad, 14 Sep 2014

Kecintaan Kepada Penuntut Ilmu, DR. Zain An Najah Menulis 'Waktumu Adalah Hidupmu'

BEKASI (voa-islam.com) – Pengakuan Dr. Ahmad Zain An Najah bahwa buku ‘Waktumu Adalah Hidupmu’ yang ditulisnya sebagai hadiah untuk para mahasiswanya di pesantren Tinggi Al-Islam yang sedang menuntut ilmu. Bahkan, pengakuannya, dia belum pernah menulis buku yang dihadiahkan untukistrinya.

“Untuk istriku jangan cemburu,’candanya saat menjelaskan isi buku ‘Waktumu Adalah Hidupmu”, di Pesantren Tinggi Al-Islam, Pondok Melati, Bekasi, Ahad, 14 September 2014 .

Doktor lulusan Al-Azhar,Cairo, Mesir ini menjanjikan akan menulis buku yang dihadiahkan untuk istrinya, yang diberi judul wanita-wanita penghuni surga.

Bedah buku ‘’Waktumu Adalah Hidupmu” diselenggarakan bebarengan dengan event Khutbah Ta’aruf dan Khutbah Wada’ santriwan Pesantren Tinggi Al-Islam, Pondok Melati, Bekasi. Tercatat ada sepuluh santri diwisuda dalam kesempatan itu. Semuanya telah rampung menghafalkan Al-Qur'an.

Dalam penyampaiannya, Dr Zain yang juga direktur Pesantren Tinggi Al-Islam ini memberikan sejumlah contoh orang-orang yang sangat memperhatikan waktunya.

Pada halaman 33, “Abu Al-Barakat, kakak Ibnu Taimiyah, jika masuk kamar mandi atau WC, dia menyuruh saudaranya untuk membacakan sebuah buku dengan suara keras, agar dia bisa mendengarnya.”

Teladan lain yang beliau tuturkan, tentang kebiasaan mahasiswa Mesir yang pernah disaksikannya saat menimba ilmu di negeri Piramid. Maha Siswa asli mesir saat naik bis berangkat ke kampus mereka habiskan waktunya dengan membaca Al-Qur'an melalui mushaf kecil. Padahal bisa dalam kondisi penuh sesak, “seperti bis mayasari di Jakarta,” tuturnya.

Sebagai Direktur Pesantren Tinggi Al-Islam, Dr Zain meminta agar santri-santri juga memanfaatkan waktunya saat naik angkot dengan membaca Al-Qur'an. “kalau seisi angkot dipenuhi santri al-islam maka angkotnya ngaji,” tuturnya.

Ustadz Farid Okbah menjadi pemateri yang mengomentari buku yang sebagian babnya ditulis saat Doktor bidang Fikih ini berada di kendaraanya.

Dalam pemaparannya, Ustadz Farid memuji penulis sebagai orang hebat yang mampu memanfatkan waktunya sehingga mengahasilkan sejumlah karya istimewa. Tidak banyak yang dikritisi dari isi buku tersebut, tak seperti biasanya saat diminta untuk membedah satu buku.

Dalam bedah buku yang dihadiri hampir seribu jamaah tersebut, Ustadz Farid menambahkan 10 macam bentuk waktu yang tak bermanfaat agar dihindari. Di antaranya, ilmu yang tidak bermanfaat, amal yang tidak ikhlas, harta yang tidak diinfakkan, dan seterusnya.

Sepuluh keterangan tersebut beliau nukilkan dari kitab Al-Fawid milik Ibnul Qayyim Rahimahullah.

Sementara pemateri kedua adalah penulis buku itu sendiri. Dr. Ahmad Zain An Najah menerangkan isi buku yang berisi 21 tips manajemen waktu dalam Islam tersebut. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version