JAKARTA (voa-islam.com) - Wakil Ketua Umum Front Pelopor, Eko Suryo Santjojo bersama aktivis Progres 98 menyambangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (18/9/2014). Kedatangan ini dimaksudkan untuk menyampaikan surat terbuka yang ditandatangani oleh Ketua Umum Front Pelopor, Rachmawati Soekarnoputri untuk mengingatkan ketua KPK, Abraham Samad atas janji nya yang akan memanggil Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dalam dugaan kasus Surat Keterangan Lunas (SKL) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sehabis lebaran idul fitri yang lalu.
Selain itu, Front Pelopor dan Progres 98, meminta KPK segera memproses laporan atas dugaan beberapa kasus korupsi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
Berikut petikan wawancara voa-islam.com kepada Eko Suryo usai mengantar surat tersebut :
Voa-Islam: Apa pesan ibu Rachma kepada anda untuk disampaikan kepada KPK saat mengatar surat terbuka beliau ?
Rachmawati: Pertama ibu itu ingin KPK ini konsisten, penguatan KPK itu antara lain dengan menetapkan setiap pernyataan yang dibuat oleh pimpinan KPK itu dilaksanakan agar jangan ada amnesia, kan tempo hari pak Abraham pernah bilang bahwa akan memanggil Megawati sebagai saksi dalam kasus BLBI setelah selesai lebaran, sekarang udah mau lebaran haji belum ada tanda-tandanya kan, nah ini diberi warning oleh bu Rachma, coba itu difollow up.
Kedua, menyangkut kasus yang dilaporkan ke KPK yang sudah bolak balik itu yaitu soal masalah korupsi Solo itu sampai tiga kali lapor tapi ternyata tidak ada follow up, tidak ada gelar perkara.
Ketiga, menyangkut persoalan apa yang dikatakan pak Prijanto mantan wagub (DKI) soal taman BMW, itu juga sampai sekarang tidak ada gelar perkaranya.
Yang terakhir, masalah kasus yang dilaporkan teman-teman progres 98, rekening-rekening dari pak Jokowi yang disinyalir tidak dilaporkan secara benar.
Kita tidak ingin punya pemimpin yang tersandera secara hukum, ya harus clear semua dan clean, baru silahkan kalau begitu (dilantik), kalau memang tidak ada pun silahkan, ini kan dalam tanda petik masih disinyalir masih ada hal-hal yang harus diklarifikasi, contohnya itu kemarin pak Boediono, kasihan kan lima tahun jadi wapres tidak bisa ngapa-ngapain, tersandera masalah Century, itu kira-kira.
Voa-Islam: Apakah ini sifatnya ultimatum ?
Rachmawati: Bukan ultimatum, jadi ini sifatnya itu adalah klarifikasi dan penguatan supaya KPK melaksanakan tugas sesuai dengan komitmen yang sudah dibuat sebelumnya, jadi bukan ultimatum. Intinya, dia klarifikasi dan penegasan supaya KPK ini bekerja sesuai fungsi pengawasan yang dia emban.
Jika KPK tidak merespon klarifikasi dan rekomendasi itu, bagaimana respon bu Rachma ?
Yang pasti begini, yang pasti ada nuansa politik ya, jangan sampai KPK itu main dalam ranah politik, kalau itu terjadi berarti KPK menjadi alat kekuasaan. Tentu kami dari Front Pelopor dan Progres 98 tidak akan tinggal diam begitu saja. Tentu kita akan mengambil langkah-langkah ke depan. Intinya supaya kita jangan tersandera dengan masalah hukum lah. Masa kita punya pemimpin yang tersandera masalah hukum? kan begitu.
Voa-Islam : Lalu respon penyidik KPK (atas surat terbuka bu Rachma) ?
Rachmawati: Jadi, beliau (penyidik) appresiasi terima kasih dan surat ini akan disampaikan kepada para pimpinan KPK karena secara kolektif. Itu harus ditujukan kepada pimpinan KPK. Ini kan bukan masalah baru. Kalau yang sudah ada, tinggal kemudian difollow up, gitu aja. Jadi kurang lebih satu minggu akan ada jawaban lah.
Voa-Islam : Dijanjikan satu minggu ?
Rachmawati: Kurang lebih satu minggu. Dalam artian akan dipelajari oleh pimpinan KPK, baru nanti akan diberikan responnya kepada kami begitu.
Voa-Islam : Apa pesan bu Rachmawati kepada masyarakat dalam melihat masalah ini ?
Rachmawati: Tentunya begini, ibu punya sebuah konsen bahwa jangan sampai kita mempunyai pemimpin yang masih belum clear dan clean dalam masalah hukum. Kalau itu terjadi kan tersandera, kan ini masalahnya jangka panjang. Masa sih bangsa kita harus tersandera dengan hal-hal seperti itu. Selesaikan dulu dong, kalau memang tidak salah ya sudah, tapi kalau memang salah harus diproses.
Voa-Islam : Namun, jika tidak direspon, apakah akan ada penggalan gerakan civil society ?
Rachmawati: Ya itu nanti implikasi seperti itu, artinya jangan sampai terjadi amnesia di tubuh KPK sendiri, ketua nya sudah ngomong begitu kok tidak difollow up, gitu ya. Ini berbahaya, jangan-jangan nanti lupa semua ini.
Voa-Islam : Artinya bu Rachma ingin menagih janji ketua KPK ya ?
Rachmawati: Iya dong, karena sudah dilaunching omongannya (Abraham Samad) kan. Tidak mungkin ketua KPK bilang bahwa kita akan memanggil Megawati kalau tidak punya bukti-bukti yang cukup signifikan. Kalau kemudian tidak dipanggil-panggil, lah jangan-jangan nanti orang bilang, ngapain ketua KPK ini, bermain politik? Lalu kemudian dijinakkan. Nah ini jangan sampai terjadi lah, karena orang percaya sama KPK sebagai salah satu penegak hukum yang masih kredibel. Prinsip ibu Rachma kalau dalam bahasa latin itu 'Fiat Justitia Pereat Mundus' yang artinya Kebenaran harus ditegakkan supaya negara tidak hancur. Saya kira seperti itu. [wahid/voa-islam.com]