Jakarta (voa-islam.com) - Tiga Jenderal polisi yang sebelumnya digadang-gadang menduduki kursi menteri di kabinet Jokowi-JK akhirnya gigit jari. Tiga Jendral tersebut terancam tidak jadi masuk kabinet meski ketiganya adalah orang yang menjadi pemrakarsa duet Jokowi-JK.
"Tiga bakal calon menteri dari unsur kepolisian untuk kabinet pemerintahan Jokowi-JK bakal tergusur. Akibatnya, tidak akan ada unsur kepolisian dalam pemerintahan mendatang, meskipun "perkawinan" duet Jokowi-JK hasil prakarsa jenderal-jenderal kepolisian ini," kata Neta S. Pane ketua presidium Indonesia Police Watch kepada redaksi, Ahad (21/9/2014).
"Penelusuran Indonesia Police Watch (IPW) mengungkapkan, semula ada tiga jenderal polisi yang akan diplot dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK, baik yang masih aktif maupun yang sudah purnawirawan. Ketiganya adalah posisi Menkopolhukam, Mensesneg, dan Menpora. Pemberian posisi ini karena sejumlah jenderal polisi sejak awal berperan penting dalam "mengawinkan" duet Jokowi-JK," katanya menerangkan.
"Namun dalam perkembangannya, rencana menempatkan jenderal-jenderal polisi itu bakal tergusur. Sebab, elit-elit Polri tidak mampu membangun hubungan yang hangat dengan Jokowi sebagai capres terpilih maupun kepada orang-orang dekatnya, terutama di jajaran elit PDI Perjuangan. Kekecewaan orang-orang dekat Jokowi kian memuncak tatkala elit-elit Polri tak mampu menuntaskan kasus Obor Rakyat," tambahnya.
"Ketidakmampuan membangun hubungan yang hangat ini diperkirakan akan membuat terjadinya perubahan atau mutasi besar di jajaran elit Polri pasca dilantiknya Jokowi sebagai presiden," kata Neta.
Rebutan kursi menteri oleh faksi-faksi sponsor Jokowi-JK bakal dinilai oleh berbagai pihak akan semakin pelik. Sebelumnya meski Jokowi sebelum pilpres menegaskan tidak ada bagi-bagi kursi namun kemudian diketahui ada 16 kursi menteri yang bakal dia bagi untuk parpol pendukungnya. (aj/may/voa-islam.com)