SOLO (Voa Islam) – Bertempat di ruang utama Masjid Agung MUI, yang bersebelahan dengan Pasar Klitikan, Surakarta, tadi pagi (21/09/2014) mulai pukul 09.00 hingga 11.50 digelar majlis kajian yang bertema “ Nubuwwat Perang Akhir Zaman –Al Malhamatul Kubro-". Tema yang sekaligus judul buku yang menjadi sumber pembahasan pada acara tersebut dikarang oleh salah satu pengasuh PP Darus Syahadah yang masih muda dan amat produktif yakni Ustadz Abu Fatiah Al Adnani.
Bertindak sebagai pembahas adalah Ustadz Kamaluddin Irsyad, Lc. dan Ustadz Abu Rusydan. Kamaluddin Irsyad adalah kader Muhammadiyah lulusan Al Azhar, Mesir yang menjadi pengasuh PP Imam Syuhodo milik Muhammadiyah yang terletak di Polokarto, Bekonang, Sukoharjo. Sedangkan Ustadz Abu Rusydan sendiri adalah nama yang tidak asing lagi dalam dunia pergerakan Islam dimana karena kedekatan dan kiprah beliau bersama mujahidin dalam serta luar negri membuat beliau menjadi sosok yang sering dirujuk berkenaan soal-soal jihad.
....“Demokrasi memberi hak bagi manusia untuk membuat hukum bagi mereka sendiri dan itu adalah syirik akbar!” tegas beliau. Jadi kelompok ‘ahlus sunnah’ pro demokrasi sudah pasti akan menjadi kelompok yang membangkang apabila nanti muncul Khilafah...
Kajian ini mampu menyedot para peserta yang memenuhi ruangan mesjid, baik para ikhwan maupun akhwat. Acara ini juga sekaligus seperti membuat kekhasan Solo sebagai kota aktivis Islam, kota Laskar, kembali berdenyut pasca fase ‘tiarap’ sejenak aktivis yang ditekan issu ISIS oleh aparat keamanan.
Penulis Buku Dituduh Pro ISIS
Pembahas pertama, Kamaluddin Irsyad, Lc saat membuka salah satu halaman buku yang ditulis Ustadz Abu Fatiah Al Adnani sempat membuat catatan bahwa si penulis buku adalah Pro ISIS. Penulis yang memasukkan kelompok yang menolak Khilafah akhir zaman diantaranya mereka yang ‘ahlus sunnah’ Pro Demokrasi, dipermasalahkan oleh pembahas. Kenapa penulis tidak bermusyawarah dulu dengan para ‘alim ulama lain soal itu. Karena banyak ulama, menurut pembahas, yang menolak keberadaan Khilafah ala ISIS.
Namun pada sessi pertanyaan, seorang penanya mempertanyakan catatan Kamaluddin Irsyad itu. Menurut penanya, malah pada halaman lain ada ungkapan penulis yang justru menolak tuduhan munafik kepada siapa yang tidak mau mengakui khilafah, baik Thaliban maupun ISIS.
Bahkan, Ustadz Abu Rusydan sendiri sebagai pembahas kedua justru menambah catatan diatas catatan pembahas pertama. Disamping mempertanyakan klaim ‘ahlus sunnah’ pro demokrasi yang sulit bagi Ustadz Abu Rusydan memahaminya, beliau mempertegas bahwa kalau nanti Abu Fatiah Al Adnani harus membuat catatan maka ia harus mempertajam catatannya.
“Demokrasi memberi hak bagi manusia untuk membuat hukum bagi mereka sendiri dan itu adalah syirik akbar!” tegas beliau. Jadi kelompok ‘ahlus sunnah’ pro demokrasi sudah pasti akan menjadi kelompok yang membangkang apabila nanti muncul Khilafah, demikian ungkapnya. (AF/Voa Islam.com)