View Full Version
Sabtu, 04 Oct 2014

Progres 98: Cangkemu Terlalu Besar, Tak Berani Tangkap Jokowi-Megawati

JAKARTA (voa-islam.com) - Progres 98 kembali menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (3/10/2014). Kali ini Progres 98 membawa sebuah dokumen untuk melengkapi bukti dan data terkait kasus korupsi Joko Widodo - Megawati Soekarnoputri dalam beberapa kasus. Yang menggemparkan, puluhan aktivis Progres 98 yang terdiri dari ibu-ibu juga membawa bra (BH) dan celana dalam untuk diberikan kepada ke-5 Komisioner KPK.

Itu sebagai simbol untuk mengingatkan para Komisioner KPK, apakah masih memiliki rasa malu karena tidak berani mengusut kasus Jokowi - Mega. Dalam kesempatan itu, Ketua Progres 98, Faizal Assegaf menyampaikan orasi nya di depan pintu masuk gedung KPK.

Berikut petikannya :

"Kami Progres 98 datang ke KPK untuk menagih janji Abraham Samad yang mengatakan sehabis lebaran akan mengusut kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia yang melibatkan Megawati Soekarnoputri. Saya merasa ada sebuah kekuatan yang menghalau upaya pemberantasan korupsi, ada tebang pilih, ada diskriminasi hukum, ada kepentingan politik untuk melindungi Joko Widodo alias Jokowi dan Megawati alias si Ratu Kebal Hukum.

Kami letih dengan permainan hukum yang bersifat politis, rakyat capek dengan cara-cara kalian melindungi koruptor.

KPK hanya berani menangkap pribumi, kalian hanya berani menangkap koruptor kecil, kalian telah memastikan calon presiden (Jokowi) untuk terbebas dari masalah korupsi.

Poin buku putih yang kalian buat sebelum pilpres sama sekali tidak mengoreksi dugaan korupsi yang melibatkan Joko Widodo - Jusuf Kalla.

Hari ini kami datang dengan membawa analisa bukti-bukti dokumen yang ditulis 12 halaman yang menjelaskan secara rinci, paling tidak menjelaskan bahwa fakta-fakta rekening gendut, rekening siluman Jokowi di beberapa negara adalah kebenaran yang tidak bisa dinafikkan.

Apa mungkin KPK membiarkan koruptor menjadi presiden, masuk istana, lalu memimpin negeri ini? Saya yakin KPK tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Oleh sebab itu, kami datang membawa bra, celana dalam sebagai simbol untuk mengingatkan kalian, masih punya rasa malu atau tidak? Setiap aksi yang menantang korupsi Jokowi - Mega kalian senantiasa mengatakan aksi bayaran, sungguh luar biasa.

Sekarang kami ingin membuktikan, kami datang atas partisipasi individu, tidak ada yang menunggangi kami. Kami inginkan kejelasan rekening siluman milik Jokowi. Kita akan melengkapi bukti-bukti dan data buat KPK.

Data-data yang berupa rekening yang sudah masuk kepada Anda (Abraham Samad). Kenapa Anda tidak menjelaskan kepada publik? Kami menantang Anda, kalau rekening itu palsu, silakan buktikan. Tapi kalau rekening itu asli dan benar, maka sampaikan kepada publik.

Calon presiden yang akan dilantik pada 20 Oktober nanti adalah calon koruptor, calon pendusta, boneka asing dan memiliki kepentingan besar, membawa kepentingan-kepentingan internasional untuk menguasai kekayaan sumber daya alam Indonesia."

Hai Abraham Samad, Anda kan mengatakan setelah lebaran akan memanggil Megawati. Kenapa Anda tidak lakukan? Kenapa semua orang tidak bertanya atas kebohongan Abraham Samad?

Pada tanggal 5 Oktober nanti Lebaran Qurban, akan ada alasan apa lagi? Begitu kebal hukumnya, begitu hebatnya Megawati sehingga dia tidak tersentuh oleh penegakan hukum lembaga KPK yang kita hormati, yang kita harapkan dan seluruh rakyat harapkan. Saya yakin anda mengetahui kedatangan kami. Kami masih percaya di sini (KPK) masih ada kebenaran."

Kami percaya kalian masih memiliki nurani. Tapi kami yakin, ketika kalian mengabaikan rasa keadilan rakyat, tunggu waktunya, rakyat akan marah dengan caranya. Maka jadilah Komisioner yang benar, jadilah Komisioner yang peduli dengan rasa keadilan, jangan jadi Komisioner yang membela kepentingan cukong, jangan membela kepentingan koruptor, bersandiwara dengan kasus-kasus segala sandiwara akrobat publik. Seolah-olah KPK bukan lagi lembaga penegakan hukum, tapi lembaga penyiaran popularitas lima Komisioner. Saya dan kawan-kawan datang ke sini tidak mau bicara banyak, hanya ingin melengkapi 12 rangkuman untuk menjelaskan secara rinci tentang skandal rekening siluman Jokowi.

Tim investigasi kami bekerja dan membuka secara detail dan hari ini kami buka dan berikan sekarang kepada kalian (KPK). Kita berharap kalian bisa membacanya dengan jelas, dengan pikiran yang objektif, dengan jernih lalu kemudian menyampaikannya kepada publik bahwa ada kejahatan yang dilakukan oleh Jokowi. Saya tegaskan, lembaga penegakan korupsi tidak boleh ditunggangi oleh kepentingan apapun!" Kata Faizal dalam orasinya di gedung KPK, Jumat (3/10/2014). (wahid/may/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version