JAKARTA (voa-islam.com) - Dengan perasaan panik mereka ramai-ramai bergegas datang ke rumah Megawati di Jalan Teuku Umar, hanya dengan satu agenda membahas mekanisme pemilihan pimpinan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) yang akan berlangsung hari ini.
PDIP tidak ingin membiarkan pimpinan dikuasai oleh Koallisi Merah Putih. Mereka kawatir dengan dikuasainya MPR oleh Koalisi Merah Putih bisa berimplikasi politik yang serius bagi kekuasaan Jokowi.
"Kami akan lihat dalam tata tertib, apakah masih bisa (mengajukan calon)?" kata Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat Patrice Rio Capella di kediaman Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Jakarta, Ahad, 5 Oktober 2014.
Kubu Megawati-Jokowi terancam kalah untuk kelima kalinya menghadapi Koalisi Merah Putih, yang dalam pemilihan presiden lalu mendukung Prabowo Subianto. Kekalahan kubu Jokowi sebelumnya sudah tampak dari pengesahan mekanisme voting untuk memilih paket pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat. Aturan itu dimuat dalam Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3).
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menganggap ketentuan dalam Undang-Undang MD3 itu menghambat koalisinya mengajukan paket calon pimpinan MPR/DPR. Namun dia menolak anggapan bahwa koalisi pengusung Jokowi-Kalla kalah. “Kami tidak boleh bertanding,” kata Paloh di kediaman Megawati kemarin.
Paloh merujuk pada upaya PDI Perjuangan mengajukan uji materi terhadap Pasal 84 UU MD3 ke Mahkamah Konstitusi. Namun Mahkamah menolak uji materi beleid tersebut. Dampaknya, PDIP, yang hanya ditopang Partai Kebangkitan Bangsa, Partai NasDem, dan Partai Hanura, tak bisa mengajukan paket lima calon pemimpin DPR. Koalisi empat fraksi ini memilih walk-out. Kursi pimpinan DPR pun dikuasai oleh koalisi pro-Prabowo.
Semula Jokowi berharap Demokrat dan SBY bergabung. Namun rupanya Demokrat justru mendukung kubu Prabowo. Dalam cuitannya di Twitter kemarin, Yudhoyono berkeluh kesah mengenai kesulitannya bertemu dengan Megawati.
"Benar, 10 tahun ini saya berupaya untuk bisa bersilaturahim & menjalin komunikasi kembali dengan Ibu Megawati. Tetapi Allah belum mengizinkan,” kata Yudhoyono lewat akun Twitter-nya, @SBYudhoyono, kemarin. "Hingga 1 Oktober malam, pertemuan yang sudah lama saya harapkan itu memang tidak terjadi,” ujarnya.
Mekanisme pemilihan di MPR kali ini pun mirip dengan pemilihan pimpinan DPR. Bedanya, satu calon berasal dari Dewan Perwakilan Daerah. PDIP tak lagi banyak berharap pada Demokrat. Kubu Mega-Jokowi akan mengupayakan musyawarah mufakat. "Harus sesuai dengan napas budaya, yakni musyawarah," kata Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.
Bagaimana proses pemilihan Ketua MPR yang dijadwalkan pagi ini. PDIP dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH), masih berharap MPR tidak dikuasi oleh Koalisi Merah Putih (KMP), dan PDIP memilih mendukung pimpinan MPR dari DPD. Karena PDIP sudah berburuk sangka terhadap Koalisi Merah Putih, kemungkinan akan dilengserkannya Jokowi, jika KMP menguasai MPR. [jj/dbs/voa-islam.co]