BANDUNG (voa-islam.com) – Umat Islam di seluruh dunia dua atau tiga hari yang lalu merayakan hari raya Idul Adha atau hari raya Idul Qurban1435 H. Sebagian umat Islam dari berbagai negara, atas izin Allah, dapat berangkat ke Makkah Al-Mukarromah untuk melaksanakan ibadah haji. Sementara sebagian Muslim yang belum diizinkan Allah untuk mengunjungi Rumah-Nya, melaksanakan shalat Idul Adha dan menyembelih hewan qurban. Apa makna perayaan Iedul Adha ini?
Menurut Ketua Gerakan Pagar Aqidah (GARDAH) Jawa Barat Ustadz Suryana Nurfatwa, momentum Idul Adha adalah sangat tepat untuk meningkatkan semangat berkorban.
“Bukan sekedar menyajikan hewan qurban, tetapi justru jiwa kita harus siap berkorban waktu, tenaga, pikiran, harta dan kalau perlu nyawa untuk menjaga kehormatan dan keluhuran Islam,” katanya dalam dalam rilis yang diterima voa-islam.com, pada Senin (06/10/2014).
“Ayo, jangan menunggu orang lain, tetapi melangkahlah wahai saudaraku Muslim untuk menghadapi siapapun yang akan memadamkan cahaya Islam,” katanyanya.
Sementara itu, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Persis Garut Dr. Tiar Bachtiar, M.Hum., mengatakan bahwa Idul Ahda dan haji adalah simbol persatuan umat Islam seluruh dunia.
“Semuanya bersatu di bawah tali agama Allah. Ini simbol bahwa persatuan umat Islam hanya akan terjadi di atas kebersamaan umat menerima aturan Allah Swt,” katanya melalui whatsapp kepada voa-islam.com, pada Senin (06/10/2014).
Sedangkan Ketua Pengurus Wilayah Pemuda Persis Jawa Barat Ustadz Syarif Hidayat M.Pd., mengatakan bahwa hari raya Idul Adha merupakan momentum berharga bagi umat Islam untuk mereflesikan semangat pengurbanan kepada sesama.
“Semangat yang dibangun di atas cinta kepada Allah. Semangat yang dulu pernah dicontohkan Nabiyullah Ibrahim dan Ismail 'alaihimassalam sebagai bentuk ketundukan totalitas terhadap segala titah dari Allah walau pada awalnya tidak masuk akal. Namun, dikarenakan kecintaan kepada Allah di atas segala cinta, maka perintah yang berat pun terasa ringan,” katanya lagi.
“Umat Islam hari ini jika mau meneladani perjalanan dan perjuangan mereka berdua, niscaya akan memperoleh keberkahan hidup tiada putus. Karena kecintaan kepada Allah meniscayakan kecintaan kepada sesama. Akibatnya, jangankan harta negara dikorupsi malah harta benda yang dimiliki pun rela dikurbankan demi kepentingan bersama. Itulah refleksi Idul Adha kemarin yang sering juga disebut Idul Qurban,” kata Ustadz yang sedang menempuh studi doktoralnya di Universitas Ibnu Kaldun. [syahid/may/voa-islam.com]