View Full Version
Jum'at, 10 Oct 2014

Inilah Strategi Penghancuran Terhadap Koalisi Merah Putih Oleh Pendukung Jokowi

JAKARTA (voa-islam.com) - Pasca pemilu legislatif dan pemilihan presiden di mana PDIP dan Jokowi menang, maka muncul sikap sombong, tidak tawadu’, merasa menang, dan justru terus dihinggapi paranoid (ketakutan), membuat Koalisi Indonesia Hebat berusaha melemahkan Koalisi Merah Putih.

Apalagi, sesudah Koalisi Merah Putih berhasil memenangkan voting lima kali, bertambah ‘nafsu’ dari Koalisi Indonesia hebat, melemahkan Koalisi Merah Putih. Adapun langkah-langkah yang bakal  dijalankan melemahkan dan menghancurkan Koalisi Merah Putih, diantaranya :

Pertama, terus melakukan politik warisan penjajah Belanda ‘divide at impera’, atau belah bambu ala Soeharto, dan mendorong perbedaan unsur atau elemen dalam partai Koalisi Merah Putih, menjadi konflik terbuka.

Adanya unsur-unsur yang memiliki pandangan yang berbeda di dalam Koalisi Merah Putih itu, akan dieksploitasi habis-habisan oleh Koalisi Indonesia Hebat, disertai ‘iming-iming’ kursi. Dengan terjadinya perpecahan dan konflik itu, Koalisi Indonesia Hebat akan mendapatkan keuntungan politik, dan menambah kekuatan.

Seperti yang sudah dijalankannya terhadap PPP, PAN, Demokrat, dan Golkar. Meskipun, tahap sekarang gagal Koalisi Indonesia Hebat menghancurkan Koalisi Merah Putih, tapi ini tidak akan berhenti. Melemahkan dan menghancurkan  Koalisi Merah Putih dari dalam internal akan terus dijalankan.

Kedua, momentum muktamar dan kongres partai Koalisi Merah Putih, akhir tahun 2014 ini, atau medio 2015, pasti akan menjadi momentum proses pelemahan dan penghancuran Koalisi Merah Putih. Di mana akan diberlakukan menejemen konflik oleh rezim Jokowi-JK, melemahkan dan menghancurkan Koalisi Merah Putih, dan akan melakukan campur tangan terbuka atau terselubung, agar nantinya lahir kepemimpinan yang pro-rezim Jokowi-JK.

Ini  bisa melalui operasi intelijen, dan mendorong unsur-unsur ‘pembangkag’ dalam partai didorong merebut kepemimpinan partai. Dengan kemenangan tokoh-tokoh partai baru dari Koalisi Merah Putih yang pro-rezim Jokowi-JK, berarti potensi ancaman terhadap rezim Jokowi-JK, pasti akan melemah.

Ketiga, sesudah berhasil mengoyak-ngoyak PPP, dan mengalihkan dukungannya kepada Koalisi Indonesia Hebat, tahap berikutnya yang harus dihancurkan, pasti Golkar. Karena, Golkar menjadi ‘mains sistem’ (kekuatan utama) dalam Koalisi Merah Putih.

 Munculnya kelompok ‘Muda Golkar’, yang dimotori sejumlah kalangan ‘Muda Golkar’, seperti Agus Gumiwang, Nusron Wahid, Yoris dan lainnya, termasuk kalangan tua, seperti Fahmi Idris, Ginanjar Kartasasmita, dan Agung Laksono, nampaknya akan menjadi amunisi bagi Jokowi-JK, merubah posisi Golkar dari ‘poros’ kekuatan Koalisi Merah Putih, menjadi kekuatan pendukung Jokowi-JK.

Keempat, rezim Jokowi-JK akan menggunakan empat pilar menghadapi Koalisi Merah Putih. Yaitu, kekuatan ‘rakyat’, kekuatan media massa, KPK dan Mahkamah Konstitusi. Empat kekuatan inilah yang akan digunakan sebagai ‘kontingensi plan’, menghadapi Koalisi Merah Putih.

Kekuatan rakyat, sekarang sudah dibangun oleh para pendukung Koalisi Indonesia Hebat, bahwa Koalisi Merah Putih itu, musuh rakyat, pengkhianat rakyat, anti demokrasi, dan tirani.

Unsur-unsur relawan Jokowi, sudah berkeliling ke daerah, mempersiapkan ‘people power’, sebagai gerakan rakyat melawan Koalisi Merah Putih, yang sekarang ini menguasai lembaga DPR dan MPR. DPR dan MPR digambarkan sebagai 'tirani' minoritas.

Kekuatan media massa, yang sudah memenangkan Jokowi-JK, selanjutnya akan terus membangun opini, bahwa rezim Jokowi itu, sebagai pro-rakyat. Pembela rakyat, pelindung rakyat, dan memperjuangkan kepentingan rakyat. Sementara itu, Koalisi Merah Putih, sebagai musuh rakyat, dan harus dihancurkan.

Opini yang dibentuk melalui media massa, media sosial, twitter, dan pacebook terus berlanjut dengan skala massif, termasuk MetroTV. Di mana Koalisi Merah Putih itu, haus kekuasaan, akan menjegal Jokowi, dan berbagai bentuk kampanye negative lainnya, terus dijadikan tema dalam diskusi, talkshow telisvisi. Dengan menghadirkan tokoh-tokoh yang menjadi ‘begundal’ Jokowi.

Koalisi Indonesia Hebat, tak lupa menggunakan Mahkamah Konstitusi, menjadi ‘the last resort’, ketika menghadapi Koalisi Merah Putih, termasuk kemenangan Koalisi Merah revisi UU Pilkada. Langkah-langkah ini akan terus dijalankan. Tidak akan pernah berhenti.

Koalisi Indonesia Hebat yang  sudah dimenangkan dalam sengketa pilpres, pasti akan menggunakan MK, menghadapi kekalahannya di parlemen dengan Koalisi Merah Putih.

Kelima, Koalisi Indonesia Hebat, pasti akan melakukan kriminalisasi. Kasus-kasus yang kemungkinan ada di sebagian Koalisi Merah Putih, pasti akan dijadikan ‘bargaining’, bahkan Jokowi-JK, bisa meminta KPK bertindak menyeret tokoh-tokoh dalam Koalisi Merah Putih, yang diduga melakukan korupsi.

Hal ini, sudah terjadi di mana usai Setya Novanto terpilih menjadi Ketua DPR, langsung Ketua KPK, Abraham Samad, membuat pernyataan bahwa Setya Novanto, berpotensi terkena masalah hokum. Langsung media-media menyambut pernyataan Abraham Sama.

Media seperti Tempo, juga sudah mengkampanyekan tentang Hatta Rajasa, bagian dari mafia minyak. Bahkan, sebelum pemilihan presiden 9 Juli, Suryadarma Ali (SDA), usai mendeklarasikan koalisi Merah Putih, dan memberikan dukungan kepada Prabowo, dijadikan tersangka oleh KPK. Abraham Samad, tidak lagi bisa dikatakan sebagai Ketua KPK, tapi sudah menjadi bagian dari kepentingan Jokowi-JK.

Jadilah itulah strategi Koalisi Indonesia Hebat, menghancurkan Koalisi Merah Putih, sampai nantinya mungkin targetnya Prabowo tinggal sendirian. Tidak ada  yang menemaninya. Prabowo dan Gerindra sendirian. Barangkali hanya dengan PKS. Tidak ada lagi yang mau mendamapinginya. Semuanya berpindah ke Koalisi Indonesia Hebat, mendukung Jokowi. Mungkinkah? (dimas)


latestnews

View Full Version