View Full Version
Ahad, 12 Oct 2014

Ummat Islam Siaga Satu: Workshop Anti PKI Berlangsung di Solo Raya

SOLO (Voa Islam) – Tidak kurang dari 300-an aktivis Islam dengan berbagai latar belakang gerak dan afiliasinya mendapat pembekalan tentang bahayanya gerakan Komunis. Dalam acara workshop “Menjaga Keutuhan NKRI dari Bahaya Laten PKI” di gedung MTA, Solo pada hari sabtu kemarin (11/10/2014).

Acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 sampai 17.20-an ini diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Surakarta dan dilaksanakan oleh panitia yang mengatasnamakan Front Kedaulatan NKRI Soloraya.

Bertindak sebagai host (pemandu) acara adalah Ketua Front Kedaulatan, DR. Yadi Purwanto, MM, P.Si, sementara Panitia juga mendatangkan Mayjend. (Purn) Soetoyo NK (Dirjen Sospol Depdagri-Sekum PPAD), Drs. Husni Sutikno Abdulloh (Pemerhati PKI) dan Drs. Alfian Tanjung (Dosen Uhamka Jakarta) selaku Pembicara.

Dua Pembicara pertama menyampaikan kilas balik sejarah pemberontakan G30S/PKI dan berbagai dinamika yang berkembang dimasyarakat dan pemerintahan. Mayjen (Purn) TNI AD Soetoyo NK dalam makalahnya halaman 10-13, menyebut kronologis keberhasilan kader-kader muda ‘PKI’ sekarang masuk kedalam birokrasi dan partai politik serta lembaga Negara.

... para penggiat Komunisme merasa sudah saatnya ‘mengangkat batang terndam’ tepat dengan kegelisahan masyarakat Indonesia yang semakin meningkat kian hari akan kebangkitan kembali PKI ...

Nama-nama yang patut diduga kuat sebagai kader-kader muda yang berhasil itu adalah Dita Indah Sari yang menjadi Staf Ahli Menakertrans, Budiman Sujatmiko (Anggota Dewan dari PDIP) dan Andi Arief yang menjadi Staf Ahli kepresidenan SBY. Alfian Tanjung juga menambahkan nama Rieke Diah Pitaloka (Anggota Dewan PDIP, Artis ‘Oneng’) dan Ribka Tjiptaning Proletariyati  (Anggota Dewan PDIP) yang menulis buku Aku Bangga Menjadi Anak PKI.

Buku Asli Milik PKI

Untuk melengkapi bahan reportase, Jurnalis Voa Islam juga membeli buku Manuskrip Sejarah 45 Tahun PKI (1920-1965) seharga Rp. 200.000,- dan buku Menangkal Kebangkitan PKI karya Alfian Tanjung di tempat yang disediakan Panitia.

Menariknya, buku Manuskrip tersebut adalah sebuah ‘konsep’ yang disusun ‘Kawan’ Busjarie Latif untuk Lembaga Sejarah PKI dan telah hilang serta baru ditemukan lagi di Tiongkok.

Buku yang memang diterbitkan pertama kali bertepatan Okober 2014 ini sepertinya diangkat ke publik menyambut 23 Mei sebagai tanggal kelahiran PKI. Jadi tahun depan, PKI akan berusia 90 tahun. Editor buku, Bilven, atas nama Penerbit Ultimus, Bandung, memberi catatan Kata Pengantarnya tepat pada tanggal 23 Mei 2014.

Sedangkan kata pengantar lainnya juga diberikan oleh tokoh PKI yang merupakan pelaku sejarahnya yakni Sumaun Utomo dan Koesalah Soebagyo Toer. Buku ini semula dibuat menyambut ulang tahun ke-45 PKI dan hilang saat pembrontakan mereka gagal di tahun 1965.

Apakah sekarang mereka –para penggiat Komunisme- merasa sudah saatnya ‘mengangkat batang terndam’ tepat dengan kegelisahan masyarakat Indonesia yang semakin meningkat kian hari akan kebangkitan kembali PKI?

PKI VS NII

Alfian dalam konklusinya menyampaikan bahwa gerakan yang sangat ditakuti kaum Momunis adalah gerakan yang bergerak dalam mewujudkan diinul Islam kedalam praktek kenegaraan semisal gerakan DI/TII-NII, kecuali NII KW IX pimpinan Panji Gumilang yang mendapat back-up mantan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) Jenderal Hendropriyono, dan gerakan turunan sesatnya dari mantan-mantan kolega Panji Gumilang, semisal Al Qiyadah Al Islamiyahnya Mossadeq.

Namun ia juga mengkritisi fenomena Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang ditinggalkan orang-orang dekatnya dengan membentuk Jama'ah sendiri. Artinya jika ada tokoh yang tegas dan berani seperti beliaupun kalau tidak punya pendukung yang betul-betul loyal dan layak, maka tidak mungkin mampu menghadapi makar dari kalangan semisal Komunis ini. Wallohu a'lam.(AF/Voa Islam.com) 


latestnews

View Full Version