JAKARTA (voa-islam.com) - Jokowi memang diharapkan oleh Barat menjadi pemimpin Indonesia. Sebelum KPU memutuskan hasil pilpres 9 Juli, sudah berkunjung ke Jakarta, mantan Presiden AS, Bill Clinton, dan bertemu SBY, memastikan kemenangan Jokowi.
Senator John McCain, dari Partai Republik, yang konservatif, sebelum keputusan MK (Mahkamah Konstitusi), datang ke Jakarta, bertemu dengan SBY, dan memastikan Jokowi gugatan di MK menang.
Usai MK memutuskan gugatan Jokowi, dan MK menyatakan menang atas Prabowo, tak lama, para pemimpin dunia memberikan pengakuan kepada Jokowi, sebagai pemimpin baru Indonesia. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, Presiden AS, Barack Obama, dan sejumlah pemimpin dunia lainnya, memberikan ucapan selamat. Termasuk sejumlah pemimpin Asia.
Usai pelantikannya, Jokowi dipilih sebagai cover Majalah Time, edisi 27 Oktober 2014 mendatang. Time majalah kelas dunia dan diakui secara internasional.
Majalah Time itu, menjadikan Jokowi sebagai ‘cover’, dan memberikan title “A New Hope”. Sangat luar biasa. Padahal, sebelumnya tak ada yang kenal mantan Walikota Solo itu. Sebelum CEO Facebook, Mark Zuckerberg, berkunjung ke Jakarta, dan menemui Jokowi. Lengkap.
Bagaimana apresiasi para pemimpin dunia, termasuk media-media yang ada. Siapakah sejatinya Jokowi itu? Begitu antusiasnya para pemimpin dunia dan media sekelas Time harus memberikan penghormatan kepada Jokowi dengan menjadikannya sebagai 'cover' majalah?.
Foto grafer Adam Ferguson berhasil menampilkan Jokowi sebagai sampul Time Magazine.
Adam Ferguson memiliki jaringan dengan media-media mainstream kelas wahid seperti Time Magazine, National Geographic Magazine, Bloomberg Businessweek, Human Rights Watch, dan The Independent. Time Magazine sendiri, media milik jaringan Yahudi, termasuk seperti TV Bloomberg atau Fox.
Nampaknya, komunitas Yahudi internasional, sangat menyambut baik tampilnya Jokowi menjadi pemimpin Indonesia. Bukan Prabowo. Jokowi dikatakan sebagai ‘A New Hope’, bukan hanya bagi masa depan Indonesia, tapi lebih-lebih bagi kepentingan kekuatan-kekuatan global, yang ingin menjadikan Indonesia sebagai ‘sapi perahan’.
Dengan model pemimpin seperti Jokowi itu, masyarakat internasional, tak mendapatkan ‘pr’ baru, justru akan mendapatkan sekutu baru. Komunitas global, khususnya dari kalangan pendukung kaum kapitalis, yang dibelakang mereka para konglomerat itu, merasa lebih nyaman dengan Jokowi.
Apalagi, agenda-agenda global, termasuk menghadapi ketidak pastian ekonomi, ancaman keamanan global, yang sekarang menjadi perhatian para pemimpin Barat, khsususnya komunitas Yahudi, yang sekarang ini menghadapi ketidak pastian masa depan mereka.
Jokowi mereka butuhkan untuk mengelola negara yang berpenduduk 250 juta, dan mayoritas Muslim. Apalagi, bila Indonesia bisa menjadi faktor yang determinan, sebagai bagian dari 'komunitas' global yang memiliki komitmen pada agenda-agenda negara Barat. Nopember nanti, berlangsung konferensi multilateral, dan Jokowi harus tampil. [johansyah]