SOLO (Voa Islam) - Di era serba bebas ini, kaum muslimin justru sering menerima dampak negatifnya. Suburnya airan-aliran sesat, demoralisasi kalangan muda Islam, munculnya tokoh-tokoh preman dan gerakan kiri yang muncul di jajaran parpol atau ormas dan menjadi pemimpin bangsa adalah fenomena nyata di negri ini.
Belakangan, bukan cuma Densus 88 yang meneror aktivis muslim, tapi juga patut diduga pihak-pihak anti Islam lainnya. Sebagaimana yang dialami Ustad Ali Shobri Bazmul terpaksa harus istirahat beberapa hari di rumah karena luka lebam dan memar karena ditabrak serta dianiaya oknum yang tidak jelas.
Akibatnya berdampak pada kerja-kerja Dakwah Islamiyah yang terganggu hingga jadwal mengisi ceramah dibeberapa tempat pun harus ia batalkan.
Kejadian tersebut bermula saat ia akan mengisi kajian di Masjid Tauhid daerah Mojolaban. Ahad (12/10/2014). Usai sholat maghrib ia menuju tempat tersebut dengan mengendarai sepeda motor.
Namun usai melintasi jembatan Mojolaban kondisi lalulintas saat itu cukup ramai. Tiba-tiba dari arah timur Ustad Ali Shobri Bazmul ditabrak oleh sepeda motor. Karena sangat keras tabrakannya hingga menyebabkan Ust Ali Basmul terjatuh dan tak sadarkan diri.
Rekan jurnalis yang melakukan investigasi menyebutkan bahwa tabrakan itu berpola seperti huruf 'T' bukan berpapasan. Jadi muncul dugaan kesengajaan sulit dihindari.
“Meski pingsan saya masih bisa melihat orang tersebut meski tak jelas karena kacamata saya terlepas. Saat mau saya pegang orang itu berontak dan langsung menendang dan memukuli saya bertubi-tubi” ujarnya saat ditemui dirumahnya diderah Pasar Kliwon Solo. Sabtu (18/10/2014).
Beberapa menit kemudian Ustad Ali Shobri Bazmul ditolong dan dibawa ke pinggir jalan. Yang menjadi pertanyaan besar adalah saat digotong tangan kiri Ustad Ali Shobri Bazmul terlihat memegang sebuah botol.
“Saya lantas bertanya pada orang yang menolong saya botol apa ini? “ Orang yang menolong tersebut lantas mengatakan “Itu botol miras “
Botol tersebut lantas dibuang oleh Ustad Ali Shobri Bazmul. Kejadian inilah yang menjadi keheranan banyak orang.
Ada apa dibalik peristiwa tersebut? Namun meski kejadian tersebut sudah berlangsung selama satu minggu pelaku penganiayaan tersebut belum ditangkap oleh aparat kepolisian.
Diakhir wawancaranya Ust Ali yang juga pengurus MUI Kota Solo berpesan agar kejadian ini tidak menimpa para ustadz atau aktivis dakwah lainnya. Sebab, jika teror ini dibiarkan maka akan menjadikan gejolak atau permasalahan di daerah Solo dan sekitarnya.
Endro Sudarsono S.Pd.I selaku Humas Laskar Ummat Islam Surakarta yang juga melakukan investigasi kasus ini mempunyai pendapat khusus tentang kasus ini.
“Memperhatikan kronologi kejadian, pelaku nampak tidak sekedar menganiaya dengan cara menabrak, namun juga memberi pesan perlawanan dan pelecehan terhadap seorang Ulama yakni dengan memberi (memegangkan, red) sebotol Miras di tangan korban!” kata Humas LUIS ini.
Dengan demikian, pelaku terkesan menginginkan pecahnya suasana tidak kondusif dengan mencoba membenturkan tokoh Islam dengan pelaku Miras, imbuhnya.
“Hal ini harus segera disikapi semua pimpinan dan elemen masyarakat. Dan agar peristiwa ini tidak terulang, maka Polisi harus bisa menangkap pelakunya sehingga bisa diketahui motif dari kejadian yang nampak disengaja tersebut. Peristiwa ini bukanlah murni kriminal!” tegas Endro. (AF/Fujamas/voa Islam.com)