View Full Version
Jum'at, 24 Oct 2014

MIUMI Jakarta: Ulama Tolak Ahok, Kite Ikut Aje!

JAKARTA (voa-islam.com) - Sejumlah Ulama, Habaib, Pimpinan Ormas/Lembaga Islam bergabung dalam Gerakan Masyakat Jakarta (GMJ), mereka bersepakat untuk menolak Basuki Purnama (Ahok) menjadi Gubernur DKI Jakarta.

GMJ berasalan, Ahok bukan Islam dan haram hukumnya umat Islam dipimpin oleh orang kafir. Selain itu, Ahok juga telah menyakiti umat Islam dengan prilakunya arogan dan kerap bicara kasar serta kebijakannya yang menodai ajaran Islam seperti pelarangan pemotongan hewan kurban di lingkungan sekolah dasar. Tidak hanya itu, ada puluhan alasan lainnya kenapa umat Islam wajib menolak Ahok.

Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Jakarta, salah satu elemen yang bergabung dalam GMJ mengaku siap untuk mendukung gerakan ini. Sekjen MIUMI Jakarta, Ustaz Haikal Hassan mengatakan jika ulama sudah bersatu membuat gerakan maka umat wajib ikut.

“Jadi kalau ulama sudah kasih arahan, maka kita wajib ikut,” ujarnya dihadapan para tokoh umat yang tergabung dalam GMJ di Jakarta, Selasa (21/10/2014).

Dalam gerakan ini sudah jelas latar belakang dan arahnya, untuk itu umat harus yakin ikut berjuang dijalan Allah bersama para ulama. Bahkan diceritakan Ustaz Haikal, kisah para Nabi pun mereka hanya ikut menjalani perintahNya saja.

“Nabiyullah Ibrahim gak tau menang ape kalah ketika disuruh sembelih anaknya, yang penting Allah suruh sembelih, sembelih aje, entar kambing Allah siapin. Nabi Nuh juga begitu, disuruh bikin perahu bikin aje, banjirnya kapan? Wallahua’lam. Nabi Musa disuruh jalan, jalan aje ke laut, die bisa belah apa engga die kagak tau,” kata Ustaz Haikal dengan logat betawinya.

“Nah kita disuruh jalan, ya jalan aje. Entar insyaAllah Allah yang akan tentukan kemenangan kite,” pungkasnya.

GMJ akan mengadakan aksi damai sejuta umat tolak Ahok pada 10 November 2014 mendatang. Selain itu, GMJ juga menyebarkan angket penolakan Ahok kepada masyarakat Jakarta untuk diserahkan kepada DPRD DKI Jakarta, dengan harapan bisa digunakan DPRD DKI sebagai bahan pertimbangan untuk menggunakan hak angket, hak interplasi, dan hak impeachmentnya dalam menolak Ahok. [adhila/suaraislam.com]


latestnews

View Full Version