BANDUNG (voa-islam.com) – Indonesia Congress of Muslim Students (ICMS) Jawa Barat, yang digelar pada Ahad (26/10/2014) di depan Gedung Meredeka Bandung, diisi oleh orasi-orasi politik dari mahasiswa, tokoh intelektual, dan ulama.
Selain orasi politik, diakhir acara ICMS yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Hizbut Tahrir Indonesia ini, membuat sebuah pernyataan yang diberi judul, Resolusi Mahasiswa Islam Indonesia Untuk Rezim Jokowi-JK; “We Need Khilafah, Not Democracy and Liberal Capitalism”. Berikut ini lengkapnya isi resolusi tersebut yang dibacakan oleh Ipank Fatin.
Resolusi Mahasiswa Islam Indonesia Untuk Rezim Jokowi-JK
“We Need Khilafah, Not Democracy and Liberal Capitalism”
Meski sudah merdeka hampir 70 tahun lamanya, sejak diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, negara ini belum juga mampu mewujudkan cita-cita proklamasinya: melindungi segenap tumpah darah serta mencerdaskan dan mensejahterakan seluruh rakyat. Rezim sudah berulang berganti, sejak era Orde Lama yang dipimpin Sukarno, kemudian berganti era Orde Baru yang dipimpin Soeharto, hingga era reformasi yang dipimpin oleh beberapa presiden: BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, Soesilo Bambang Yudhoyono selama 2 periode, hingga saat ini Joko Widodo, cita-cita tersebut tak kunjung bisa diwujudkan. Negeri ini justru tak henti dibelit berbagai persoalan yang seolah tak bertepi: kemiskinan dan kesenjangan, kerusakan moral, korupsi, ancaman diintegrasi, makin menguatnya cengkeraman kapitalisme global dan sebagainya.
kami menuntut kepada rezim Jokowi-JK untuk segera menghentikan sistem sekuler itu dan menggantikannya dengan sistem Islam, dengan cara menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah
Semuanya ini terjadi karena satu sebab utama, yakni negeri yang rakyatnya mayoritas Muslim ini mencampakkan Islam, baik dari aspek aqidah maupun syariah, dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sebaliknya, seluruh rezim yang berkuasa di negeri ini, mengambil dan menerapkan sistem dan ideologi sekuler. Karena itu, pergantian rezim satu ke rezim yang lain tidak pernah mengubah apapun, karena masih berada pada simpul yang sama, yakni sekulerisme meski ditafsirkan dan kemas secara berbeda oleh masing-masing rezim.
Ideologi dan sistem sekuler, khususnya sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme liberal, yang diterapkan di negeri inilah yang menjadi biang dari segala keterpurukan dan krisis multidimensi. Alih-alih hendak mewujudkan cita-cita melindungi segenap tumpah darah dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, negara ini justru terjerembab pada imperialisme atau penjajahan baru, yang dalam banyak hal lebih buruk dari pada era penjajahan fisik, pada zaman Belanda dan Jepang. Buktinya, dengan politik utang, negara-negara imperialis Barat, memanfaatkan IMF dan Bank Dunia, mencengkeram Indonesia sehingga negara ini tidak bisa sepenuhnya berdaulat secara politik dan ekonomi. Sistem pendidikan dan budaya sekuler mendorong terjadinya 2,5 juta aborsi di kalangan remaja akibat seks bebas. Sistem politik demokrasi menghasilkan penguasa khianat dan korup sebagaimana ditunjukkan dengan terus meningkatnya kasus korupsi seperti kasus mega korupsi BLBI, Bank Century, kasus Hambalang, dan lainnya, juga lahirnya lebih dari 70 UU yang sarat kepentingan asing. Sementara SDA (Sumber Daya Alam) negeri ini yang begitu melimpah justru lebih banyak dinikmati oleh pihak Asing dari pada rakyatnya sendiri. Tambang emas di Papua dikuasai Freeport, lebih dari 86% minyak dan gas dikuasai perusahaan migas asing. Belum lagi batubara dan sektor-sektor strategis lain seperti telekomunikasi, perbankan, bahkan pertanian dan perkebunan juga tidak luput dari cengkeraman asing. Semua itu tidak bisa dilepaskan dari sistem dan ideologi sekuler tadi serta penguasa yang khianat dan korup. Inilah realitas yang bakal dihadapi oleh Presiden dan Wakil Presiden baru, periode 2014-2019, Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Karena itu, sebagai bentuk rasa tanggungjawab dan kecintaan kepada negeri ini serta kesungguhan mahasiswa Muslim Indonesia dalam berjuang untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik, maka kami menyampaikan Resolusi Untuk Jokowi-JK sebagai berikut:
Inilah satu-satunya jalan untuk membebaskan negeri ini dari neo-imperialisme dan krisis multidimensi, serta mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik, adil, makmur, sejahtera dan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Dengan itu, cita-cita Indonesia Hebat bisa diwujudkan secara hakiki. Yakinilah janji Allah SWT, bahwa keberkahan akan dilimpahkan kepada negeri yang penduduknya benar-benar beriman dan bertaqwa dengan jalan menerapkan syariah secara kaffah dalam bingkai khilafah:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’raf: 96).
Sebaliknya, jika penduduk negeri itu ingkar, abai terhadap syariah dan terus saja mempertahankan sistem dan ideologi sekuler, maka yakinilah pula krisis multidimensi akan terus mendera negeri ini. [syahid/voa-islam.com]