MALANG (voa-islam.com) - Dalam Acara Deklarasi Nasional Gabungan Masyarakat Penyelamat NKRI dari Paham Syiah, Zionis, Salibis, Yahudi, dan Komunis Gaya Baru (KGB), Ahad (26/10/2014) yang lalu, banyak dihadirkan tokoh-tokoh nasional,MUI Pusat serta Cendekiawan Muslim, untuk menyampaikan orasi-orasinya.
Salah seorang pemateri yang menyampaikan orasinya dalam acara tersebut adalah Ustadz Ahmad Achwan dari Malang, dimana beliau adalah Amir Jamaah Anshorus Syariah (JAS) Dalam kesempatan tersebut, beliau selaku sesepuh serta tokoh ulama yang mashur di kota Malang, diberi penghormatan sebagai pemateri terakhir.
Dalam jadwalnya beliau diminta oleh panitia untuk menyampaikan tema tentang bahaya konspirasi kaum kafir. Akan tetapi, karena waktu dan kondisi yang ada, akhirnya beliau lebih banyak bercerita pengalaman hidup beliau dan tadzkiroh dalam bermuhasabah.
“Saya tidak akan berbicara tentang konspirasi, tetapi saya adalah orang yang merupakan korban konpirasi, sejak mungkin di era zaman Soeharto saya akan tetap mengatakan gerakan jilbab nasional di era 1977-1978 sampai akhirnya akhir tahun 1984 saya harus masuk penjara gara-gara konspirasi anak buah saya yang sudah larut ke dalam Syiah” katanya dihadapan ribuan jamaah yang hadir.
Perjalanan panjang beliau dalam memperjuangkan Islam di Nusantara ini memang sudah tidak diragukan, karena bukti sejarah mencatat ketegaran beliau meski di penjara tidak mengogoyahkan terus, untuk selalu berjuang membela Islam dan menyerukan dakwah dan jihad sesuai Al-Quran dan sunnah.
“Gara-gara penghianatan merekalah, saya harus masuk pidana seumur hidup, gara-gara di bongkar semua korban konspirasi,sampai hari ini, masih tersisakan, masih saja ada yang belum percaya saya adalah korban konpirasi penghianatan di era tahun 1980,” jelas Ustadz yang bertempat tinggal di kota Malang ini.
Setelah itu beliau mengkisahkan mengenai ramai-ramainya revolusi Islam Iran dengan prinsip taqiyahnya,slogan Khomaini waktu itu adalah la sunni wala syiah Islamiah jumhuriah la syarkiah wala gorbiyah.
“Hampir seluruh aktivis di Jakarta tertipu oleh slogan Khomaini yang nyatanya akhirnya terbukalah kedoknya, itu konpirasi dari syiah” ujarnya.
Ustadz yang sudah terlihat sepuh tapi tetap berkoar dalam berbicara ini juga menjawab, sedikit kritikan beberapa pemateri sebelumnya, tentang pecahnya Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) dan di bentukanya JAS,beliau jelaskan dengan arif.
“Pecahnya JAT juga bukan sekedar itu, bukan sekedar masalah ISIS, ini konpirasi sudah mulai awal Januari, saya berbolak-balik ke ustadz Abu (Abu Bakar Baasyir), ini merupakan korban konpirasi memecah belah yang dilakukan alatnya adalah sesama orang muslim” ungkapnya.
Potret perpecahan yang ada seharusnya membuat kita umat Islam kian sadar bahwa persatuan umat adalah sesuatu yang wajib untuk kita usahakan meski kita harus menahan setiap kepentingan pribadi dan golongan kita demi kemenangan umat Islam [syahid/protonema/voa-islam.com]