BANDUNG (voa-islam.com) – Pentolan syiah Indonesia Jalaluddin Rakhmat kembali melontarkan pernyataan kontroversi dan memancing kemarahan umat Islam di Indonesia. Beberapa pekan yang lalu dalam sebuah diskusi bertajuk “Revolusi Mental dari Ali Hingga Jokowi”, Jalal mengaku bahwa saat ini dirinya sedang menulis disertasi tentang “Kegagalam Nabi Muhammad Tunjuk Pemimpin Sesudahnya”.
“Ajaib, Muhammad adalah seorang yang cerdas dan seorang manajer yang brilian (sebelumnya ditulis penyihir, red). Ternyata dia tidak berhasil mengorganisasikan masyarakat sesudahnya, karena dia tidak meninggalkan siapa pemimpin masyarakat sesudahnya. Dia pergi begitu saja, tanpa meninggalkan siapa yang dia amanati untuk meneruskan memimpin masyarakat,” ujar Jalal, mengutip pernyataan Arnold Toynbee dalam disertasinya seperti yang ditulis diberbagai media.
Tentu saja pernyataan Jalal tersebut mendapat tantangan dan kecaman. Salah satunya penilit Insis dan Sejarawan UI Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum.
“Kutipan jalal dari tulisan orientalis sebetulnya hanya pembuka jalan untuk menunjukkan kelemahan ahlus sunnah tentang pemilihan pemimpin,” katanya dalam rilis yang diterima voa-islam.com, Kamis (23/10/2014) yang lalu.
“Jadi kalau ikut sejarah Sunni, Nabi Muhammad SAW gagal menyiapkan pemimpin. Tapi kalau ikut sejarah versi Syiah, pemimpin sudah disiapkan, yaitu Ali lewat peristiwa Ghadir Khum, maksudnya itu ke sana. Tapi, dia (Jalaludin Rakhmat –red) pandai memelintir pendapat orang lain (orientalis) untuk mencaci maki ahlus-sunnah. Ini sebetulnya pelecehan terhadap sunni” jelasnya. [syahid/voa-islam.com]