View Full Version
Ahad, 09 Nov 2014

HTI Soloraya: Presiden Baru, Harapan Baru ...?

SOLO (Voa Islam) – Bertempat di Gedung IPHI, Baron, Surakarta, Ahad tadi pagi hingga jelang sholat Dhuhur (09/11/2014), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Soloraya mengadakan Halqoh Islam dan Peradaban. Kegiatan tersebut mengambil tema: “Presiden Baru, Harapan Baru…?”. Bertindak sebagai pembicara adalah Agung Wisnu Wardana, S.Hum dan KH. Ir. Ahmad Fadholi.

Diungkapkan oleh Agung tentang warisan hutang luar negri Indonesia yang sekarang sudah mencapai Rp. 3.040 Trilyun, sehingga jika dibagi rata beban hutang LN kepada setiap penduduk Indonesia terdapat angka sekurangnya Rp 12.000.000,- per orang.

Agung juga menyampaikan bahwa soal kenaikan harga BBM yang ‘pasti’ akan terjadi adalah jalan satu-satunya untuk menutupi defisit anggaran Negara yang berjumlah 200 Trilyun rupiah, siapapun yang memerintah negri ini. Penarikan subsidi adalah omong kosong, karena sebenarnya harga pokok produksi BBM hanya 700 rupiah per liter. Dan itu sudah lama diungkapkan oleh Kwik Kian Gie, pakar ekonomi yang pernah jadi mentri.

Sedangkan KH. Ir. Ahmad Fadholi mengkritisi dasar pengelompokan Negara-negara baik oleh UNDP dan lembaga Internasional lainnya. Beliau membandingkannya dengan sepuluh (10) kriteria dan tanggung jawab Khalifah dalam Islam yang disusun Imam Mawardi.

... kita wajib melakukan edukasi, agregasi dan artikulasi kepada masyarakat. Sebab kalau tidak maka kita akan terkena ‘dosa investasi’, karena berdiam diri atas keadaan zhalim yang melanda negri dan rakyat ini ...

Bahkan tentang kondisi Indonesia ini, KH. Fadholi mengangkat perkataan Ulama Pejuang asal kota Solo yang sudah wafat yakni Ustadz Abdulloh Sungkar rohimahulloh.

Perkataan Ustadz rohimahulloh itu menyoal keadaan negri saat Orde Baru berkuasa. Ibarat Negara ini adalah bus dimana penumpangnya dimanjakan dengan fasilitas dan logistic yang lengkap dan menyenangkan tapi arah tujuannya jelas yakni ke Neraka.

Sedangkan keadaan Negara sekarang arah dan tujuannya masih Neraka tapi kondisi yang dialami penduduknya justru semakin menyulitkan.

“Khilafah (penguasa, red.) dalam Islam bukan saja mengurusi Ad Diin tapi juga mengurus dunia semisal persoalan BBM,” kata KH. Fadholi. Semuanya jadi kembali kepada ‘mindset’ yang ada pada diri setiap individu, tambahnya.

Karena itu, menurut Agung, sebagaimana strategi yang digariskan HTI, semua kita wajib melakukan edukasi, agregasi dan artikulasi kepada masyarakat. Sebab kalau tidak maka kita akan terkena ‘dosa investasi’, karena berdiam diri atas keadaan zhalim yang melanda negri dan rakyat ini. (AF/Voa Islam.com)


latestnews

View Full Version