JAKARTA (voa-islam.com) - Hanya kurang dari 100 hari populeritas Jokowi sirna. Dulu, LSI (Lingkaran Survei Indonesia), paling demen dengan Jokowi. LSI ikut melambungkan Jokowi. Sampai terpilih menjadi presiden. Sekarang, belum genap 100 hari, populeritas Jokowi sudah anjlok, rakyat perutnya mules melihat Jokowi.
Menurut, hasil sigi LSI yang dipimpin Denny J.A. menyatakan pamor pemerintah Jokowi-JzK merosot drastis dalam sebulan masa kerjanya, karena kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Belum genap 100 hari pemerintahannya, pasca-kenaikan harga BBM, kepuasan publik terhadap Jokowi merosot drastis," kata peneliti LSI-Denny JA, Ade Mulyana, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 21 November 2014.
Ade mengatakan, berdasarkan hasil survei quick poll yang dilakukan pada 18-19 November 2014 melalui random sampling terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia, kepuasan publik terhadap kepemimpinan Jokowi hanya 44,94 persen.
"Belum 100 hari, kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi di bawah 50 persen. Ini peringatan bagi pemerintahan Jokowi-JK. Mereka yang tidak puas dengan kepemimpinan Jokowi-JK pun cukup besar, yaitu sebesar 43,82 persen," ujar Ade.
Dia menyatakan tren menurunnya kepuasan terhadap kepemimpinan Jokowi merata di semua segmen masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, tinggal di perkotaan maupun desa, berpendidikan tinggi maupun rendah, serta wong cilikmaupun kelas menengah-atas.
"Menurunnya kepuasan terhadap kepemimpinan Jokowi pun terjadi pada pemilih Jokowi-JK sendiri di pilpres lalu. Mereka yang mengaku pemilih Jokowi-JK hanya 48,59 persen yang menyatakan puas dengan kepemimpinan Jokowi, 42,58 persen tidak puas, sisanya tidak menjawab," ujarnya.
Alasan menurunnya kepuasan publik terhadap Jokowi antara lain kurangnya sosialisasi alasan kenaikan harga BBM serta meningkatnya harga kebutuhan pokok dan transportasi karena naiknya harga BBM. Selain itu, publik ragu kompensasi kenaikan harga BBM akan sampai ke rakyat kecil.
Rakyat merasa dikibuli oleh Jokowi, sesudah dia menjadi presiden. Bukannya mensejahterakan rakyat. Sebaliknya, belum genap sebulan menjadi presiden, Jokowi sudah menggencet rakyat dengan kenaikan BBM. Di mana harga minyak internasional turun, hanya tinggal $ 77 dollar/perbarel. Sungguh aneh kebijakan Jokowi. [dimas/dbs/voa-islam.com]