View Full Version
Rabu, 03 Dec 2014

Direktur CIIA: Ide Pengaturan Materi Khutbah Datang dari Mereka yang Takut Akan Kebangkitan Islam

JAKARTA (voa-islam.com) - Setelah rencana pengosongan kolom agama di KTP, pencabutan UU Penodaan Agama, kini muncul rencana mengenai pengaturan materi khutbah di ruang publik, dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Umat Beragama (PUB). Hal itu dilakukan dengan dalih supaya materi khutbah tidak menebarkan kebencian.

Rencana pengaturan materi khutbah di ruang publik ini terang saja mendapatkan protes dan kecaman dari berbagai macam elemen umat Islam.

Menurut Direktur The Community of Ideological Islamic Analisyst (CIIA) Ustadz Harits Abu Ulya, ide pengaturan materi khutbah diruang publik lahir dari orang-orang yang sakit qolbunya.

“Yang punya ide itu (pengaturan materi khutbah di ruang publik –red) adalah orang-orang yang sakit qalbunya, mereka demikian takut akan kebangkitan Islam di Indonesia,” katanya dalam rilis yang diterima voa-islam.com, Selasa (02/12/2014) kemarin.

“Mereka takut umat makin sadar atas kewajiban menegakkan Islam secara kaffah di bumi Milik Allah khususnya Indonesia. Mereka takut dengan sorotan dan muhasabah umat Islam kepada penguasanya,” tambahnya.

Menurut Ustadz Harist, pengaturan materi khutbah di ruang publik dengan daling supaya tidak menimbulkan kebencian, merupakan cara untuk menjaga eksistensi sistem thogut.

Cara-cara atau rencana seperti itu (pengaturan materi khutbah di ruang publik –red) tidak lain dalam rangka menjaga eksistensi sistem thagut demokrasi, dan mereduksi kesadaran umat Islam atas batil serta dzalimnya sistem dan rezim yang bercokol saat in

“Cara-cara atau rencana seperti itu (pengaturan materi khutbah di ruang publik –red) tidak lain dalam rangka menjaga eksistensi sistem thagut demokrasi, dan mereduksi kesadaran umat Islam atas batil serta dzalimnya sistem dan rezim yang bercokol saat ini,” tuturnya.

Umat Islam, kata Ustadz Harits harus sadar, bahwa ini bagian dari pertarungan yang digelar orang-orang munafik didukung para Kufar di negeri Indonesia untuk mengkerdilkan kekuatan dan kesadaran umat Islam.

“Para tokoh dari beragam komponen umat Islam harus kritis terhadap rencana-rencana picik licik tersebut. Kalau pemerintah mau atur isi khutbah Jumat, apakah mereka mau pemerintahannya diatur dengan syariat Islam?” ujarnya .

“Pasti mereka menolak dengan beribu alasan. Maka akal licik kaum kerdil yang phobi Islam menjadi dalang dari ide-ide tidak bermutu ini," pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version