BANJARNEGARA (voa-islam.com) - Awal pemerintahan Jokowi seperti awal pemerintahan SBY; disambut musibah yang sangat dahsyat. Akibat bencana tersebut, penderitaan rakyat pun tak terperikan.
Pemerintahan SBY diawali dengan bencana alam tsunami di Aceh. Bencana yang terjadi pada Minggu pagi, 26 Desember 2004 ini datang tiba-tiba seperti kiamat. Ombak dari laut setinggi pohon kelapa datang bergulung-gulung, menelan daratan, menenggelamkan semua yang ada. Seluruh tepian dunia yang berbatsan langsung dengan Samudera Hindia luluh lantak, rata dengan tanah. Lebih dari 500.000 nyawa pun melayang dalam sekejab.
Korban jiwa dan materi terbesar di alami oleh rakyat Aceh. Ribuan mayat hilang dan ribuan mayat pula dikuburkan secara massal.
Gempa Aceh yang terjadi pukul 7:58:53 WIB ini berkekuatan 9,3 skala Richter dan dengan ini merupakan gempa Bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Kepanikan ini terjadi dalam durasi yang tercatat paling lama dalam sejarah kegempaan bumi, yaitu sekitar 500-600 detik (sekitar 10 menit).
Beberapa pakar gempa mengatakan menganalogikan kekuatan gempa ini, mampu membuat seluruh bola Bumi bergetar dengan amplitude getaran diatas 1 cm. Gempa yang berpusat di tengah samudera Indonesia ini, juga memicu beberapa gempa bumi diberbagai tempat didunia.
Begitulah tsunami yang mengawali pemerintahan SBY. Aceh porak-poranda tak bersisa. Sepertinya Allah Azza Wa Jalla memberikan peringatan kepada SBY dan bangsa Indonesia agar tidak sombong, dan melalaikan segala ciptaan-Nya, senanti berlaku jujur. Karena seluruh langit-bumi ini hanyalah milik Allah Azza Wa Jalla semata.
Tapi, SBY selama satu dekade pemerintahannya, barangkali kurang bersyukur, dan jujur, dan kembali terjadi tsunami 'politik', di mana pemerintahannya diporak-porandakan, dan luluh-lantak, akibat korupsi.
Begitu pula, Jokowi mengawali pemerintahan dengan bencana yang dahsyat. Pada, hari Jum'at, 10 Desember, 2014, di Banjarnegera, terjadi longsor yang mengubur lebih dari 100 orang penduduk di wilayah itu. Sungguh luar biasa. Satu orang kehilangan 16 orang anggota keluarga, dan tangisannya sangat menyayat hati, karena kehilangan sanak famili.
Ini merupakan peringatan bagi Jokowi yang sekarang berkuasa. Peringatan dari pemilik langit dan bumi yaitu Allah Azza Wa Jalla. Agar tidak berlaku sombong, berlaku khianat dan durhaka terhadap Maha Rahman dan Rahim yang telah memberikan segala bentuk kenikmatan kepada manusia.
Tapi, Jokowi bukan hanya mengawali pemerintahannya dengan musibah, bekas walikota Solo itu, justru membuat 'musibah' dan 'malapetaka', yang lebih dahsyat dibandingkan bencana longsor di Banjarnegara, yaitu mengawali pemerintahan dengan menaikan BBM, dan sangat menyengsarakan rakyat.
Jokowi menaikan harga BBM yang berdampak secara sistemik, dan membuat rakyat sengsara. Kenaikan BBM itu, justru pada saat harga minyak dunia turun, sekarang ini hanya tinggal US$ 58 /perbarel. Inilah musibah yang lebih dahsyat yang menimpa rakyat Indonesia yang dibuat oleh Jokowi. (dimas/may/dbs/voa-islam.com)