View Full Version
Rabu, 17 Dec 2014

Perklenikan Dikalangan Rakyat Antara Era Gus Dur dan Jokowi

JAKARTA (voa-islam.com) - Repbulik ini bagaimana mau menjadi maju? Rakyat masih penuh dengan kepercayaan dan klenik. Rakyat memperlakukan pemimpinnya seperti ‘nabi’, dan bahkan dianggap keramat, seperti ‘wali’. Semua yang ada pada dirinya, dan apa yang dilakukannya akan membawa berkah.

Betapa Gus Dur (Abdurrahman Wahid) dianggap seperti ‘wali’, dan bahkan dikultuskan. Tidak bisa salah. Semua yang dikerjakannya selalau dianggap benar. Tak heran, ketika Gus Dur meninggal, dan oleh SBY diberi gelar kehormatan, sebagai ‘bapak pluralisme’, kemudian tanah kuburan, diambil oleh rakyat digunakan jimat.

Kenylenehan Gus Dur yang sangat ekstrim sekalipun, selalu mendapatkan pembenaran oleh rakyat, khususnya para pendukungnya. Presiden yang keempat, saat usai dilantik dan menyampakan pidatonya di Gedung MPR, justru mengutip ucapan Lenin, tapi rakyat tetap saja mengaguminya.

Sekarang terjadi pada Jokowi. Di mana saat dia membersihkan kaki dan sepatunya sendiri dengan menggunakan air yang sudah disiapkan di dalam ember oleh relawan, dan saat membersihkan lumpur di sepatunya, Jokowi pun mengusap-usap kakinya dengan menggunakan tangan di hadapan ratusan warga yang saat itu mengerubutinya.

Justru selesai Jokowi membersihkan sepatu dan tanganya menggunakan air bersih, dia langsung naik ke mobil dan meninggalkan lokasi untuk menuju ke posko logistik. Dia menyerahkan bantuan Rp 200 juta rupiah. Dibagi rata, masng korban akan mendapatkan Rp 200 ribu rupiah.

Joko memang senang dengan angka dua. Ini termasuk ‘salam dua jari’ yang digemari rakyat saat kampanye, yang sekarang berubah menjadi salam ‘gigit jari’.

Tentu, ada pemandangan yang dramatis,  sesaat setelah Jokowi masuk ke dalam mobil, ratusan warga yang sudah berdesak-desakan untuk melihat lebih dekat orang nomor satu di negeri ini, langsung menyerbu sisa air cucian Jokowi untuk membasuh muka.

Mereka menganggap bahwa air bersih sisa yang digunakan Jokowi dapat membawa berkah.

 Alhamdulilah saya senang, bisa basuh muka saya dengan air bersih sisa milik Pak Jokowi. Ya semoga berkah. Sebab, Pak Jokowi adalah orang yang jujur, baik dan sangat penyabar," ujar Marnoto, warga Desa Pencil, Kecamatan Karangkobar, usai membasuh muka dengan air bersih sisa Jokowi. Warga lainnya, Yuni (26) berharap setelah membasuh mukanya dengan air bersih sisa dari Presiden RI dapat mendapat keberkahan.

"Ya moga-moga aja nasib saya ke depan bisa sukses kayak Pak Presiden," kata dia.Kejadian ini mengingatkan kita pada aksi pendukung Megawati yang fotonya tersebar di dunia maya. Pada Maret 2014, Dunia maya sedang heboh mengobrolkan fenomena minum air bekas cuci kaki Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum partai banteng, PDI perjuangan.

Rata-rata tidak habis pikir, mengapa masih saja ada orang yang percaya dengan khasiat berkah meminum air bekas cuci kaki seseorang yang dianggap tokoh?

Dalam foto tampak kader partai banteng bernama Cecep Ondon Iskandar (68), meminum air bekas membasuh kaki Megawati. Pria kelahiran Tomo, Kabupaten Sumedang itu, sebagaimana dikutip sebuah situs berita, mengatakan tidak jijik melakukan hal itu.

Padahal, Megawati sudah membikin rakyat bangkrut,  dan seluruh asset  negara di jual habis oleh Megawati.Rakyat menderita di era Mega. Sekarang berulang lagi, di era Jokowi, tanpa ‘bak-bik’ belum sebulan, sudah mencekik leher rakyat dengan menaikan harga BBM Rp 2.000 perliter. Sementara itu, harga minyak dunia, sekarang hanya tinggal $ 54 dollar/perbarrel. Ini benar-benar pukulan yang menghunjam terhadap rakyat.

Dibagian lain, sekarang nilai tukar rupiah semakin  terpuruk, sudah mencapai Rp 1300/perdolar.  Para pengamat pasar keuangan, kondisi  rupiah terburuk sepanjang sejarah,  dan ini di era Jokowi. Ini membuktikan Jokowi tidak mendapatkan kepercayaan pasar. Padahal, para pengamat politik dan ekonom, mengatakan mereka bertaruh, jika Jokowi menang pilpres, langsung nilai rupiah akan langsung  dibawah Rp 10.000/perdolar. Semua tidak terbukti.

Rakyat yang begitu berharap terhadap Jokowi, berbalik menjerit dan dan menangis, menghadapi berbagai kesulitan hidup yang mendera mereka. Bayangkan. Habis rakyat digencet dengan kenaikan BBM, yang sangat menghunjam itu, segera tahun 2015, subsidi listrik akan dicabut, dan pasti akan naik tarif dasar listrik (TDL). Ini akan berdampak ke sektor lainnya.

Sektor transpostasi seperti kereta api ekonomi, per-Januari 20145, juga akan naik. Jadi semua yang berkaitan dengan rakyat kecil. Semua akan dinaikan. Rakyat yang tingkat ekonominya sangat rendah, maka semakin terpuruk. Mereka tidak bakal bisa hidup dan bertahan hidup.

Lihat bagaimana ibu-ibu yang pergi ke pasar bingung membeli kebutuhan pokok. Karena harga-harga  sudah membubung. Mulai dari daging sampai cabe merah. Harga cabe merah Rp 100.000/kg. Semua ini membuat kehidupan semakin sulit. Tidak  ada yang enak di era Jokowi.

Belum 100 hari pemerintahan Jokowi sudah membuat rakyat menjerit dan kocar-kacir. Rakyat dibebani dengan berbagai kenaikan bahan pokok. Sementara itu, perusahaan pemerintah sudah akan dijual kepada asing.

Bahkan, sekarang perusahaan Negara, di mana direkturnya orang asing. Bukan lagi orang pribumi. Jadi dengan naiknya Jokowi sebagai presiden Indoensia, maka terjadi ‘asingisasi dan asengisasi’. [dimas/dbs/voa-islam.com] 


latestnews

View Full Version