SOLO (Voa Islam) – Mengomentari penangkapan beberapa terduga pelaku tindak pidana terorisme belakangan ini, pengamat kontra terorisme, Ustadz Harits Abu Ulya menyatakan bahwa memang ada agenda pemerintahan Jokowi-JK untuk menyelesaikan kasus Poso dengan target waktu. Dan tidak berlarut-larut.
Maka Densus 88 AT mencoba melangkah lebih maju dari rencana pembersihan Poso tersebut. Yakni dengan terlebih dulu melakukan langkah-langkah ‘preventif’ dengan menangkapi jejaring dibahagian hilir dengan harapan bisa menghubungkan jejaring dibahagian hulu. Disamping efek lain yang diharapkan bisa melemahkan (mengurangi kekuatan) lingkaran inti di Poso baik pasokan personil maupun logistik.
Begitu juga bisa bisa menekan dan meminimalisir serta menekan tingkat (dugaaan) ancaman terror jelang akhir dan awal tahun. Karena soal IS (ISIS) masih menunggu regulasi untuk bisa memperlakukan para pendukung dan pengikutnya sebagaimana teroris lainnya. Diluar itu tentunya terkait dengan anggaran juga dan domain terorisme menjadi lahan bagi Densus 88 dan BNPT tidak diharapkan tergantikan oleh institusi lain atau berhenti tidak ada proyek lagi untuk urusan terorisme.
Didalam Blueprint BNPT saja terlihat semua departemen terkait yang dilibatkan dengan peran masing-masing secara otomatis memasukkan nomenklatur anggaran soal terorisme di masing-masing departemen mereka. Dan ini semua pemborosan uang rakyat dan Negara. Demikian pungkas ustadz Harits. (AF/Voa-Islam.com)