JAKARTA (voa-islam.com) - Bukan hanya mendapatkan perhatian dan penjagaan dari aparat keamanan acara perayaan Natal, tapi berbagai pejabat ikut serta dalam perayaan Natal.
Mulai dari presiden, wakil presiden, sampai pejabat eselon satu, ikut melakukan perayaan Natal. Mereka bukan sekadar cukup memberikan ucapan selamat, tapi larut dalam acara perayaan Natal.
Bahkan, di beberapa sekolah di Jakarta, yang gurunya beragama Kristen, muridnya diwajibkan mengumpulkan uang untuk merayakan perayaan Natal, tutur seorang murid sebuah SMU di Jakarta. Jadi bukan hanya sekadar mengucapkan selamat Natal kepada orang-orang Kristen yang merayakan Natal.
Padahal, menurut kristolog Insan Mokoginta, bertanya dengan nada yang sangat keras, apakah ada orang yang memberikan ucapan selamat kepada koruptor yang telah korupsi? Apakah ada orang yang memberikan ucapan selamat kepada penzina yang telah berzina? Apakah ada orang yang memberikan ucapan selamat kepada peminum khamr yang telah mabuk? Apakah ada orang yang memberikan selamat kepada pembunuh yang telah membunuh? Apakah ada orang yang memberikan ucapan selamat kepada pemakan riba?
Selanjutnya, menurut Insan Mokoginta, pelaku korupsi, penzina, peminum, pembunuh, dan pemakan riba, bila melakukan taubatan nashuha, maka Allah Ta’ala akan mengampuni atas dosa mereka, meskipun itu termasuk dosa besar (kabaa’ir) itu. Mengapa Allah membenci terhadap agama Nasrani? Karena mereka mengatakan Isa anak Tuhan. Ini perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah.
Mantan pendeta yang lahir di Manado itu, menegaskan bahwa mengucapkan selamat Natal dan ikut dalam perayaana Natal, termasuk melakukan dosa syirik, yang tidak akan pernah diampuni dosanya. Karena menyekutukan Tuhan. Perayaan Natal itu, tak lain, memperingati lahirnya Yesus, anak Tuhan. Inilah yang sangat dilarang dalam ajaran Islam, dan termasuk dosa besar yang tidak akan diampuni, karena menyekutukan Tuhan, dan pelakunya diancam dengan hukuman neraka.
Dalam acara tabligh akbar di Masjid Darussalam, di perumahan Griya Tugu Asri, yang berlangsung semalam (Rabu, 24/12), dan dihadiri jamaah masjid yang penuh itu, sangat gamblang penjelasan Insan Mokoginta, bahwa mengucapkan dan mengikuti perayaan Natal, sebagai perbuatan syirik, dan termasuk dosa yang tidak akan diampuni.
Jadi jangan sekali-kali umat Islam mengucapkan selamat Natal, dan ikut dalam perayaan Natal. Menurut Natal ‘bersama’ hanya bagi orang Kristen, karena banyaknya sekte dalam agama Kristen. Inilah makna sesungguhnya perayaan Natal ‘bersama’.
Acara Natal ‘bersama’ itu bukan bersama mengajak agama lainnya. Islam sudah sangat jelas dalam surah al-Kafirun, dan tidak dibenarkan umat Islam larut dalam agama Kristen yang penuh dengan kesyirikan. Manusia bersama-sama merayakan syirik akbar, dan tindakan kebodohan yang mendatangkan permusuhan oleh Allah Rabbul Alamin. (dimas/voa-islam.com)