GAZA (voa-islam.com) - You can burn up our mosques and our homes and our schools But our spirit will never die.
Demikian petikan lagu heroik Song for Gaza, yang disenandungkan Michael Heart. Dan anak-anak Gaza, para santri Graha Tahfidz Daarul Qur’an Indonesia, membuktikan hal itu.
Meski rumah mereka hancur, sekolah mereka luluh lantak, Masjid Umari hancur, demikian juga Graha Tahfidz yang dibangunkan donatur Indonesia melalui PPPA Daarul Qur’an di Jabalia City, namun kebiadaban Zionis Israel tak membunuh iman dan semangat persaudaraan mereka.
Melalui relawan PPPA Daarul Qur’an di Gaza, Onim Abdullah, para santri Graha Tahfidz Daarul Qur’an Indonesia mengirim pesan simpati buat para korban bencana alam di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Bencana itu diawali dengan hujan deras yang turun sejak Kamis (11/12) malam hingga selepas Ashar hari berikutnya (Jum’at, 12/12). Hingga terjadilah longsor Bukit Lele pada Jum’at sore yang menimpa warga Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menuturkan, setelah proses evakuasi korban tewas resmi dihentikan pada Ahad (21/12), tercatat total korban tewas yang telah ditemukan 95 orang. Dari jumlah itu, 64 jasad ialah warga Dusun Jemblung, dan 31 jasad bukan warga setempat. Sedangkan korban yang belum ditemukan 13 orang atau dinyatakan hilang.
Sutopo menambahkan, jumlah pengungsi 2.038 jiwa yang tersebar di empat kecamatan. Yakni, 1.225 jiwa di Kecamatan Karangkobar, 613 jiwa di Kecamatan Punggelan, 50 jiwa di Kecamatan Banjarmangu, dan 120 jiwa di Kecamatan Wanayasa.
‘’Kalian tidak sendirian. Duka kalian juga kesedihan kami. Kalian adalah bagian dari hidup kami,’’ kata seorang santri Gaza sebagaimana disampaikan Onim.
Selain dari Gaza, simpati juga diberikan langsung oleh 3 santri Gaza yang sedang berada di Indonesia sebagai tamu PPPA Daarul Qur’an. Mereka adalah Husen Albasliqy (15), Salem Emaddudien Al Masy Al Haffidz (12), dan Omar Muhammad Abu Alhusna (13), yang didampingi Muhammad Qaduroh (24).
Walau mereka ingin sekali mengunjungi lokasi bencana di Banjarnegara, namun PPPA Daarul Qur’an belum mengijinkannya saat ini. Sebab, kondisi di sana masih terlalu horor buat anak-anak.
Sementara itu, sejak awal Tim Sigab Daarul Qur'an Semarang sudah turun bergabung dengan Tim SAR untuk melakukan evakuasi korban longsor di Jemblung. Tim yang dipimpin Haris Halimi mendirikan posko di Desa Penci Karangtengah, Wanayasa.
Bersama para relawan lainnya, Sigab Daarul Qur'an ikut juga menyiapkan kuburan bagi para korban tewas. Mereka juga menyalurkan bantuan kebutuhan bahan pokok dan pakaian titipan dari para donatur. [syahid/nurbowo/voa-islam.com]