View Full Version
Kamis, 01 Jan 2015

Menjelang Tutup Tahun Begitu Mengerikan Nasib PKL Ditangan Satpol PP

JAKARTA (voa-islam.com) -  Sore kemarin, menjelang tutup tahun, menyaksikan begitu mengenaskan dan mengerikan nasib pedagang kaki lima (PKL), yang diobrak-abrik oleh Satpol PP, tanpa adanya sedikitpun rasa iba terhadap mereka. Kejadian itu yang sangat menghentakan hati nurani itu, ditayangkan TVOne.

Berita TV One tentang bentrok fisik antara petugas Satpol PP dengan PKL (Pedagang Kaki Lima) di Jakarta. Pedagang ada yang dipukulin babak belur, ada wanita sampai pingsan, bahkan yang paling mengerikan adalah ketika pedagang tersebut selesai di keroyok, kemudian di gusur.

Cara penggusurannya sendiri, sudah melewati batas kemanusiaan, yaitu seperti menggusur mayat hidup penjahat kelas Wahid.

Sementara, di  ibu kota negara, Jakarta,  di mana orang yang masih hidup seperti PKL memerlukan kehidupan. Mereka butuh kehidupan untuk memenuhi kebutuhannya, dengan terpaksa mereka berdagang, sebagai PKL.

Mereka harus berjuang “sampai mati” menghadapi bangsa sendiri, yang di gaji dan di bayar oleh negara, dan berindak begitu bengis terhadap rakyat yang butuh hidup.

Sebaliknya, bandingkan dengan penanganan  korban Air Asia QZ8501, yang sudah meninggal diambil dari laut, diberitakan ke seluruh negeri dan seluruh dunia. Menggunakan biaya yang tidak sedikit, untuk memenuhi rasa kemanusiaan dan rasa keadilan, serta menjadikan semuanya berduka.

Bahkan acara Tahun Baru yang sudah dirancang banyak kota, dengan berbagai pesta kemeriahan harus berakhir dengan cukup doa saja, atau nyalakan lililn Sekali lagi untuk turut berduka cita.

Apakah, Satpol PP itu, dibayar untuk “membunuh” anak bangsa? Tentunya tidak? Tapi, mengapa Satpol bisa bertindak begitu sangat luar biasa terhadap orang-orang yang ingin mencari rezeki dengan cara yagn halal dan syah. Hanya mereka berada di tempat-tempat yang dianggap salah?

Apakah PKL salah? Tentunya tergantung kita melihatnya. Dari Kacamata Ketertiban, ini jelas menyalahi aturan. Namun dari kacamata yang lain, di Bandingkan mereka harus merampok, mencuri, bahkan Korupsi, mereka masih lebih baik. Mereka masih punya harga diri, untuk tetap hidup tanpa jadi pengemis.

TV One berani memberitakan bukan hanya kematian penumpang Air Asia QZ8501, namun juga para PKL yang hampir “mati” mempertahankan diri. Sementara telivisi lainnya, tidak ada yang memberitakannya. 

TV One merupakan bagian dari Viva Grup, dan bagian dari Bakrie Group, yang notabene adalah milik Konglomerat Aburizal Bakri (ARB), Ketua Umum Golkar, dan sebagai Ketua Presidium Koalisi Merah Putih (KMP) yang berseberangan dengan KIH sebagai pendukung Partainya Pemerintah. [rauf nuryama/dbs/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version