View Full Version
Jum'at, 02 Jan 2015

Subsidi BBM Dikurangi, Rakyat Semakin Menderita

JAKARTA (voa-islam.com) - Rencana rezim Jokowi-Jusuf Kalla untuk mengurangi subsidi BBM dalam APBN Perubahan 2015 menjadi dibawah Rp 50 triliun, jelas akan semakin menambah penderitaan rakyat.

Sekarang saja meski pemerintah sudah menurunkan harga premium dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per liter karena harga minyak dunia terus turun, namun berbagai harga kebutuhan pokok tetap tidak mau turun.

Sebagaimana dijelaskan Menko Perekonomian Sofyan Djalil baru-baru ini, pemerintah akan mengefisienkan alokasi subsidi BBM dalam APBN 2015.

“Dana subsidi BBM dibawah Rp 50 triliun,” ujarnya.

Dijelaskannya, dalam APBN 2015, alokasi subsidi BBM Rp 276 triliun, yang terdiri dari subsidi premium dan bahan bakar nabati Rp 108.28 triliun, subsidi solar dan bahan bakar nabati Rp 80,27 triliun, subsidi minyak tanah Rp 6 triliun dan subsidi elpiji tabung 3 kilogram Rp 55,12 triliun.

Sementara dalam RAPBN Perubahan 2015, yang akan diajukan rezim Jokowi-JK kepada DPR pada Januari 2015 ini, pemerintah menetapkan asumsi harga jual minyak dunia 70 dollar per barrel, sedangkan nilai tukar rupiah diasumsikan Rp 12.200 per dollar AS. Selain itu pemerintah juga akan menghapuskan premium (Oktan 88) dan menggantinya dengan pertamax (Oktan 92).  

Dengan naiknya harga BBM yang diumukan Presiden Jokowi pada 18 November 2014 lalu, maka berbagai harga kebutuhan pokok naik rata-rata 30 persen. Sementara untuk meredam kemarahan rakyat, pemerintah “menyuap” dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) per keluarga miskin sebesar Rp 400.000 per bulan dan hanya selama 3 bulan. Sudah terbukti, takik dan strategi rezim Jokowi-JK dengan menyuap rakyat tersebut efektif, sehingga rakyat tidak bergerak dan demonstrasi buruh dan mahasiswa berhasil diredam dengan kekerasan oleh aparat Kepolisian. [AbdulHalim/voa-islam.com]                                           

Foto: ilustrasi/feedage.com   


latestnews

View Full Version