View Full Version
Jum'at, 02 Jan 2015

Panglima TNI Jenderal Moeldoko Hina Banser karena Pemahaman Sejarahnya Dangkal

JAKARTA (voa-islam.com) – Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Sorong, Papua Barat, pada Senin lalu (29/12) sempat mengatakan, prajurit TNI yang tidak memiliki disiplin bisa disamakan dengan Banser.

“Itu akan sangat berbahaya karena Prajurit TNI dilengkapi senjata,” ujar Moeldoko.

Menanggapi hal itu, Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Khatibul Umam Wiranu mengatakan, pernyataan Panglima TNI Jenderal Moeldoko itu merupakan pernyataan yang tak patut muncul.

”Itu sama saja Banser sama dengan organisasi yang tidak disiplin. Sangat disayangkan pernyataan tak terpuji itu muncul dari Panglima TNI,” ungkap Khatibul Umam di Jakarta Rabu (31/12), seperti dikutip dari pribuminews.com, Kamis, (01/01/2015).

Ia menilai, pernyataan Jenderal Moeldoko tersebut justru menunjukkan sikap kedangkalan terhadap pemahaman sejarah pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Ia pun menceritakan sumbangsih Ansor atau yang dulu di era kemerdekaan dikenal dengan Ansoru Nahdlatul Oelama (ANO) tidak bisa dibantah oleh siapa pun. Bahkan, lanjut Umam, Ansor atau Banser selalu bersinergi dengan TNI dalam masa-masa penting sejarah Republik Indonesia. Sumbangsih Ansor atau Banser tidaklah kecil dalam mengawali NKRI.

“Banser ikut berjuang melawan penjajahan Belanda dan Jepang, sementara apakah Moeldoko yang menghina Banser itu pernah berjuang memanggul senjata melawan penjajah?” katanya.

Khatibul Umam menyampaikan, semestinya Panglima TNI menunjukkan kepada publik bahwa TNI pun bisa membangun sinergi dengan berbagai elemen bangsa. “Namun, pernyataan Panglima TNI tersebut justru menunjukkan tentara yang elitis yang menjauh dari rakyat,” tuturnya.

Khatibul Umam sebagai Ketua GP Ansor meminta Panglima TNI agar segera mengklarifikasi dan mencabut pernyataannya, lalu meminta maaf secara terbuka terkait pernyataan yang menyakitkan keluarga besar Ansor atau Banser itu. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version