View Full Version
Kamis, 08 Jan 2015

Eggi: Travel Waning Amerika Sebagai Bentuk Pelecehan Terhadap Indonesia

Jakarta (voa-islam) - Mestinya 'travel warning' itu diberikan oleh pemerintah Indonesia, tentang ancaman dan bahaya dari koruptor, Indonesia menjadi negara paling korup di dunia, pusat perdagangan narkoba, dan desintegrasi yang dikembangkan oleh Barat yang ingin menghancurkan Indonesia, dan para pejabat yang menjadi antek asing, dan telah menjual Republik ini, bukan ISIS.

Tapi, justru kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) mengeluarkan Travel Warning kepada warga negaranya untuk berkunjung ke Kota Surabaya, Jawa Timur, dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap kultur masyarakat Islam di Indonesia yang dikenal toleran. 

Apalagi peringatan itu dikeluarkan terkait dengan adanya pergerakan Daulah Islam Iraq dan Syam (ISIS) di provinsi paling timur pulau Jawa tersebut. Advokat senior yang juga menjabat Ketua Bidang Hukum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Eggi Sudjana menggugat kebijak pemerinta AS atas peringatan itu. 

"Klaim pemerintah AS terkait adanya pergerakan ISIS di Surabaya adalah sesuatu yang tidak berdasar dan itu bentuk pelecehan terhadap kultur masyarakat Islam di Indonesia yang dikenal toleran," kata Eggi di Jakarta, Rabu (7/1). 

Dia menduga kebijakan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS melalui juru bicaranya itu sengaja ingin mendiskreditkan Islam di tanah air. Mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk Islam terbesar di Dunia.

"Apakah sudah ada penelitian pasti soal ancaman ISIS di Jatim? kan belum ada. Ini seperti ada skenario mau diskreditkan Islam di negri ini," tegas Eggi. 

Bahkan sebelumnya, Kapolri Jendral Pol Sutarman mengeluarkan peryataann bahwa kondisi di Jawa Timur aman dan kondusif. Berangkat dari pernyataan resmi Kapolri itulah Eggi yakin, bahwa informasi yang dikeluarkan pihak AS tidak benar.

Eggi berharap jangan sampai isu keamanan tersebut dipelintir untuk kepentingan oknum tertentu. Melihat derasnya opini tentang pergantian Kapolri yang semakin ramai dikalangan publik. "Soalnya banyak berita beredar soal ganti Kaplori, padahal jabatan beliau masih sampai Oktober," pungkas Eggi. [robiawan/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version