View Full Version
Selasa, 13 Jan 2015

Hazim Muzadi Akui Terima Tugas Bentengi Warga NU dari Pengaruh Syiah, Wahabi dan HTI

SURABAYA (voa-islam.com) - Reformasi menjadikan Indonesia terlihat lebih terbuka, setelah era Orde Baru yang menutup setiap inspirasi umat Islam. Di era reformasi, setiap jati diri memunculkan karakter dan prilaku sejatinya. Akhirnya, munculn berbagai faham dalam keislaman pun tak terbendung lagi.

Hal itu terlihat jelas, Ormas Islam dengan berbagai pemahaman, baik yang tergolong dalam lingkaran ahlus sunah wal jamaah dengan variasi perbedaannya, maupun mereka yang telah memilih untuk berdiri di garis beda seperti Syiah, Muktazilah,atau Khowarij.

Akhirnya perlombaan untuk saling menarik kekanan atau kekiri pun tak terhindarkan lagi, seakan-akan kamus “rebutan jamaah” seperti sesuatu yang terpastikan, karena setiap kelompok sangat wajar ingin mendapatkan simpati dari umat sebanyak-banyaknya.

Berdasarkan hal itu, Nahdhatul Ulama (NU) sebagai Ormas Islam terbesar di Indonesia bertekad untuk membentengi warga NU dari resapan/pengaruh, pemahaman dan aqidah yang dipandang NU bertentangan dengan aqidah yang diyakininya.

Karena NU merasa bahwa aqidah ASWAJA yang diususngnya adalah final, dan tak mungkin dirubah lagi, karena apa yang diajarkan NU selama ini adalah bagian dari sumbangsih para ulama leluhur dahulu dari ASWAJA gaya NU.

Rais Syuriah PBNU KHA Hasyim Muzadi mengakui dirinya telah menerima tugas dari empat kiai sepuh/senior terkait masa depan Nahdlatul Ulama (NU), namun tugas itu tidak berkaitan dengan Muktamar NU 2015. Tugas itu, kata Hasyim berkaitan dengan pencerahan kepada warga NU.

Hasyim menambahkan, pencerahan itu terkait dengan adanya rembesan liberalisme, Syiah, Wahabi, HTI, dan sebagainya ke dalam tubuh NU.

"Para kiai meminta saya untuk mengembalikan warga NU ke rel NU, seperti yang digariskan para pendiri NU," ungkap pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam di Malang dan Depok itu di Surabaya, Senin (12/01), demikian dilansir dari Republika Online.

Karea secara fakta, warga NU lah yang ditarik kemana-mana, apalagi munculnya buku-buku yang menyatakan diri bangga keluar dari Ormas NU. Hal itu makin membuat jajaran Ulama NU merasa bertanggung jawab membentengi warga NU dari jeratan pemahaman yang dianggap oleh ASWAJA NU berbahaya.[protonema/voa-islam.com]

%MCEPASTEBIN%


latestnews

View Full Version