SOLO (Voa Islam) – Akhirnya kemarahan itupun sampai ke kota Solo, ratusan kaum muslimin termasuk laskar-laskar Santri pada hari ini (16/01/2015) ba’da sholat Jum’at menggelar aksi demonstrasi mendukung serangan Mujahidin terhadap tabloid satir Charlie Habdo yang menewaskan 10 redaksinya dan 2 aparat kepolisian Perancis.
Penghinaan terhadap Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam yang mengakibatkan serangan bersenjata tersebut rupa-rupanya tidak membuat Charlie Habdo berhenti. Dukungan dunia Internasional yang hipokrit tehadap media murahan itu sebagaimana juga dilakukan pemerintah RI dengan mengutuk serangan Mujahidin, mengakibatkan media itu besar kepala dan semakin pongah.
... Beberapa orator secara bergantian menaiki truk yang disediakan untuk menyampaikan pernyataan sikap mereka. Semua sepakat jika penghina Nabi pantas dibunuh...
Pada Rabu (14/01) kemarin, media itu kembali meluncurkan tabloidnya dengan sampul karikatur Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam. Bahkan dalam jumlah oplag yang berkali-kali lipat dari yang biasanya, dan mereka dengan bangga menyatakan bahwa tabloid mereka habis terjual.
Menyikapi hal tersebut, maka elemen-elemen Surakarta yang yang nampaknya secara kuat diinisiasi oleh Jama’ah Ansharusy Syari’ah (JAS), mengutuk kartunisasi Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam oleh media hina, Charlie Habdo. Dunia harus menghentikan cara-cara kasar dan provokatif yang menimbulkan luka bagi ummat Islam.
Syari’at Islam sebagaimana diterangkan oleh para Ulama yang mana telah berijma’ bahwa hukuman mati adalah hal yang pantas bagi mereka yang menghina Rasululloh sholallohu ‘alaihi w sallam, jadi wajar jika Charlie Habdo menjadi target Mujahidin untuk diserang.
Beberapa orator secara bergantian menaiki truk yang disediakan untuk menyampaikan pernyataan sikap mereka. Semua sepakat jika penghina Nabi pantas dibunuh.
Aksi yang kemudian dikarunia Alloh berupa nikmat hujan tidak menyurutkan semangat para peserta aksi. Bahkan mereka menambah agenda aksinya dengan mendatangi sebuah bangunan bertingkat di dekat Pasar Kliwon.
Menurut tokoh Pasar Kliwon yang ditemui voa Islam, dahulu bangunan bertingkat itu pernah mau dijadikan café besar dalam skala Asia Tenggara. Namun kaum muslimin Pasar Kliwon yang diwakili para laskar Islam memprotes dan menuntut agar pembukaan café itu digagalkan. Alhamdulillah berhasil.
Namun, kaum muslimin Pasar Kliwon kembali mendengar informasi bahwa café akan dibuka kembali dengan berkoordinasi kepada pihak-pihak terkait.
Kaum muslimin dan para Laskar ‘Pecinta Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam” usai berdemo mengutuk penghinaan terhadap nabi sholallohu 'alaihi wa sallam itupun segera mendatangi bangunan yang akan dijadikan kafe tersebut dan mengancam akan menghancurkannya jika nekat dibuka kembali! (AF/Voa-Islam.com)