View Full Version
Senin, 19 Jan 2015

6 Usulan Pelaksanaan Ibadah Haji Pemerintah Indonesia kepada Arab Saudi

Jakarta (voa-islam.com) - Selama kunjungan lima hari Menteri Agama Luqman Hakim Syaifuddin ke Arab Saudi (11-16/1), Menag membawa enam usulan untuk perbaikan pelayanan jamaah haji Indonesia yang merupakan jamaah haji terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi sendiri.

Menurut Menag, keenam usulan itu adalah: Pertama, tambahan kuota untuk jamaah haji Indonesia. Usulan ini ditolak pemerintah Arab Saudi, karena dampak dari renovasi di Masjidil Haram yang belum selesai, menjadikan daya tampung menjadi sempit, sehingga sangat berbahaaya bagi keselamatan jamaah haji.

Kedua, pola satu arah terkait kedatangan dan kepulangan Jamaah Haji Indonesia ke dan dari tanah suci. Ketiga, mengenai penerapan e-hajj 2015. Dikatakan Menag, pada pelaksanaan ibadah haji 2015, semua sistem pendataan jamaah haji seluruh dunia, berbasis elektronik.

“Dan untuk ini, secara eksplisit, Menteri Urusan Haji Pemerintah Saudi, mengapresiasi pelaksanaan pilot project e-haj 2014 di Indonesia,” terang Menag.

Keempat, tentang Armina (Arafah dan Mina). Diutarakan Menag. di sini kita usul tentang peningkatan kualitas pelayanan selama di Armina.

Dikatakan Menag, saat ini Mina hanya  mampu menampung 1,4 juta jamaah, sementara jumlah jamaah haji setiap tahunnya hamper 3 juta orang. Maka sebagai konsekuensi logisnya, ada sebagian jamaah haji Indonesia, ditempatkan di perluasan Mina Wadhi Muasshir (yang sering disebut Mina Jadid), dimana dari sisi syar’i masih menimbulkan pro kontra ke-sah-annya, jaraknya pun mencapai 4 km dari Mina.

“Nah, untuk hal ini, Kita usul, agar di 2015 nanti, jangan sampai ada jamaah kita ditempatkan di wilayah Mina jadid tersebut” tutur Menag.

Kelima, mengenai kesehatan. Dalam hal ini Menag mengutarakan, Menkes Nila Anfasa Moeloek yang juga ikut dalam rombongan, bertemu otoritas kementerian kesehatan di Arab Saudi sekaligus meninjau fasilitas balai pengobatan kita. Kepada Kementerian Haji Arab Saudi, pemerintah Indonesia minta agar jumlah ruangan Balai Pengobatan kita di Mina bisa ditambah.

Selain penambahan balai pengobatan, kita minta ada kemudahan petugas kesehatan kita dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, dengan cara mendapatkan ID Card atau kekhususan lain.

“Ini dilakukan untuk mempermudah mobilitas petugas kesehatan dalam melayani jamaah kita yang sakit atau memerlukan bantuan kesehatan,” ujar Menag.

Keenam, tentang penambahan fasilitas di bandara, baik di Jeddah maupun Madinah.

Diutarakan Menag, kita mengusulkan agar kita mendapatkan kantor yang lebih representatif dan juga balai pengobatan di Jeddah dan Madinah.

“Alhamdulillah, otoritas Pemerintah Saudi, menyambut baik usulan-usulan kita, dan akan dibicarakan lebih teknis pada tingkatan tertentu,” ujar Menag.

Menurut Menag, dari 6 usulan tersebut, hanya penambahan kuota yang belum bisa dikabulkan oleh Pemerintah Saudi, sedang 5 usulan lain, mendapatkan apresiasi, perhatian dan Pemerintah Arab Saudi siap mengabulkannya. (Abdul Halim/Voa-Islam.Com)


latestnews

View Full Version