Jakarta (voa-islam.com) - Meski umat Islam mayoritas dan banyak pengusaha Muslim, namun terbukti dana hasil Zakat yang terkumpul tahun 2014 lalu hanya Rp 3,2 triliun, sementara tahun ini ditargetkan sebesar Rp 4,2 triliun, padahal potensi Zakat di Indonesia setiap tahunnya mencapai diatas Rp 270 triliun.
Hal itu menunjukkan para mustahik belum menyadari akan kewajiban Zakat dan pentingnya bagi mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Sementara dana hasil pajak yang terkumpul tahun lalu mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun.
Menjawab pertanyaan Voa-Islam.Com, Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Prof. Dr. Didin Hafidhuddin mengakui kecilnya penerimaan Zakat secara nasional itu disebabkan banyak pengusaha Muslim yang langsung menyalurkan Zakatnya ke masyarakat, tidak melalui Baznas.
“Makanya banyak kita lihat masyarakat berbondong-bondong mendatangi rumah pengusaha hanya untuk menerima uang Zakat Rp 50.000. Sebab mereka tidak menyalurkan Zakatnya ke Baznas,” ungkap Didin Hafidhuddin yang didampingi Direktur Pelaksana Baznas, Teten Kustiawan, seusai acara Milad Baznas ke 14 di Jakarta, Sabtu (17/1).
Menurut Didin, untuk tahun ini ditargetkan penerimaan Zakat secara nasional mencapai Rp 4,2 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 30 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 3,2 triliun.
Dikatakannya, justru yang terbesar dari penerimaan Baznas berasal dari daerah-daerah, di mana pertumbuhan Zakatnya luar biasa besarnya. Bahkan ada beberapa Kabupaten/Kota di mana Zakatnya mencapai miliaran rupiah. Pertumbuhan Zakat sangat meningkat terutama berasal dari BUMN dan berbagai instansi pemerintah seperti Mabes TNI Cilangkap. (Abdul Halim/voa-islam.com)