View Full Version
Rabu, 21 Jan 2015

Seminar Serumpun Melayu: Sudah Islamikah Negeri Kita?

JAKARTA (voa-islam.com) Dalam seminar yang dilaksanakan di Jakarta antara Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan Institut Pengembangan Minda Malaysia hari ini, disepakati perlunya mengukur indeks penerimaan masyarakat terhadap syariat Islam.

KH Syuhada Bahri, Ketua Dewan Dakwah menyatakan bahwa dalam kehidupan yang semakin liberal dan akal telah menjadikan sumber segalanya saat ini justru terjadi kemunduran kemunduran dalam spiritual.

“Saya tahun 80a-an ketemu dengan Turis Belanda, dia cerita kalau tiba di Belanda maka besoknya ia masuk rumah sakit. Padahal semua rumah sakit menyatakan dia tidak mengidap sakit apapun, tapi dia sakit luar biasa. Tapi kalau di indonesia ia merasa tenang dan aman. Ia senang dengan umat Islam Indonesia dan akhirnya ia masuk Islam di Bukit Tinggi, Sumatera,” terangnya dalam seminar yang dihadiri banyak aktivis dakwah itu.

Menurut Syuhada, orang Barat sepertinya jadi orang bahagia, tapi dia sebenarnya menderita. “Kalau istilah sekarang, sakitnya tuh di sini,”guraunya. Karena itu orang-orang Barat menghilangkan kesedihannya lewat minuman keras dan heroin, padahal itu tidak bisa menyelesaikan persoalan.

Dai ini juga menjelaskan bahwa yang membahagiakan orang bukanlah kekayaan melimpah, tapi keimanan yang mantap. Banyak orang orang di Eropa masuk Islam, karena melihat indahnya Islam itu.

“Contohnya Bank Syariah. Kini di negara-negara kafir pun disenangi dan berkembang,” tegasnya.

Syuhada mengingatkan bahwa ketika konflik Indonesia Malaysia tahun 50-an dulu, yang menyambungkan adalah Pak Natsir pendiri Dewan Dakwah. Melalui dari penjara Pak Natsir membuat surat dari penjara dan surat itu dibawa pejabat pemerintah saat itu ke Tunku Abdul Rahman. Dan itulah awal hubungan Indonesia Malaysia kembali.

"Kini ada pihak-pihak yang nggak senang Indonesia Malaysia hubunganya menjadi baik. Karena kekuatan dua negara ini akan menjadi kekuatan yang sginifikan untuk perkembangan Islam. Mereka khawatir kekuatan dua negara itu mengancam. Padahal Islam tidak pernah mengancam. Islam justru membawa kedamaian dan kesejahteraan,”ungkapnya.

Sementara itu, Datuk Salamun Slamet Pengurus Institut Pengembangan Minda Malaysia menjelaskan bahwa Perdana Menteri Malaysia mendukung adanya indeks pelaksanaan syariat Islam. Syariat misinya adalah rahmat bagi sekalian alam. “Cirinya adalah seimbang, sederhana, adil, maju dan cemerlang,” tegasnya. [nuim/sharia.co.id/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version