View Full Version
Kamis, 29 Jan 2015

Mengapa UNHCR Mendanai Para Imigran Syiah di Bogor?

BOGOR (voa-islam.com) - Kabar tentang banyaknya imigran Syiah yang berada di Bogor memang sudah tak baru lagi di telinga kita. Pasalnya, kedudukan mereka benar-benar tidak jelas dan malah menambah masalah yang ada, di tengah seribu satu masalah yang menimpa bangsa kita ini.

Kehidupan para imigran Syiah ini benar-benar menjijikan, mereka hanya menghabiskan waktu untuk sekedar tidur-tiduran, bermain dan berfoya-foya serta menikmati dunia malam. Meski mereka tinggal berada di kawasan pedalaman Cisarua, tapi sanggup menempuh jarak kiloan meter untuk sampai di Jalan Raya Puncak, untuk membeli kebutuhan sehari-sehari dan bersenang-senang di kota Bogor.

Salah satu imigran Syiah Afghanistan di daerah Bogor Ali Rezaei (26 tahun) megaku sudah dua tahun tinggal di Indonesia. Pria dengan potongan rambut bergaya mohawk dan bercelana pendek ini bahkan  mengaku sangat kerasan tinggal di Bogor karena masyarakatnya terkenal ramah.

“Indonesia sangat bagus. Orang-orangnya ramah. Saya suka Cisarua, Bogor,” ujarnya sembari menenteng sejumlah belanjaan di tangannya.

Pria yang bisa bicara bahasa Inggris cukup fasih ini mengaku tak memiliki banyak kegiatan yang dilakukannya di Bogor. Setiap hari hanya tidur, makan, menonton TV, dan belanja demikian di lansir dari Hidayatullah.com.

Tentu saja aneh, kehidupan mereka yang membutuhkan pembiayaan begitu tinggi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bersenang-senang di dunia malam bukanlah hal sedikit. Untuk masyarakat Indonesia saja hanya tergolong ekonomi menenagah ke atas yang bergaya seperti itu.

Tapi imigran Syiah ini tidak kerja, hanya tidur-tiduran saja bisa melakukan itu semua, lalu pertanyaanya? Siapa yang membiayai kehidupan mereka dan penyokong dana selama ini?

Ali mengaku, bisa menjadi imigran di Indonesia atas bantuan lembaga PBB untuk para pengungsi melalui United Nation High Commissioner for Refugees (UNHCR). Untuk kebutuhan sehari-hari, Ali mengaku mendapatkan kiriman uang dari keluarganya di Afghanistan. Ali juga mendapatkan biaya hidup dari UNHCR.

“UNHCR memberi saya makan dan tempat tinggal,” ujar imigran Syiah beretnis Hazara ini.

 

Siapa UNHCR itu?

Secara global, UNHCR memberikan bantuan bagi jutaan orang di dunia yang meninggalkan negara asal mereka karena melarikan diri dari penganiayaan dan atau konflik oleh manusia yang membahayakan hidup dan kebebasan mereka. Orang-orang ini adalah mereka yang disebut sebagai pencari suaka, pengungsi, atau pengungsi dalam negeri sendiri atau IDPs.

Orang-orang yang menjadi perhatian UNHCR selanjutnya juga mencakup orang-orang yang tidak memiliki kewarganegaraan dan orang-orang yang pulang atau kembali ke negara asalnya (bekas pengungsi, pencari suaka, dan atau IDPs yang sudah merasa aman untuk kembali). Diantara orang-orang yang menjadi perhatian UNHCR, perhatian besar diberikan kepada individu – individu yang tergolong rentan, yaitu para wanita, ibu yang tidak didampingi suaminya, anak -anak dibawah 18 tahun, orang tua atau manula dan orang cacat.

Di Indonesia, UNHCR terutama menangani pencari suaka dan pengungsi yang statusnya ditentukan dalam proses penentuan status pengungsi atau RSD. Sejak tahun 2009, UNHCR mulai menjajaki aktivitas terkait dengan orang - orang yang tidak memiliki kewarganegaraan di Indonesia.

Sampai dengan akhir November 2014, sebanyak 6,348 pencari suaka terdaftar di UNHCR Jakarta secara kumulatif dari Afghanistan (60%), Iran (9%), Somalia (6%) dan Iraq (6%). Sementara sejumlah 4,456 pengungsi terdaftar di UNHCR Jakarta dari Afghanistan (38%), Myanmar (18%), Sri Lanka (8%) dan Somalia (8%). Namun, belum ada jumlah pasti untuk jumlah orang tanpa kewarganegaraan. Di lansir dari web resmi UNHCR.

Pertanyanya? Siapa sebenarnya dibalik para pengurus UNHCR? Apakah ada oknum Syiah yang menyusup di dalamnya? Sehingga pengungsi Syiah di biarkan begitu lama? [protonema/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version