View Full Version
Senin, 02 Feb 2015

Tragedi Pendidikan di Surakarta; Seorang Murid SMA MTA Surakarta Dipaksa Keluar Kepala Sekolah

SURAKARTA (voa-islam.com) - Hanya gara-gara menolak dimasukkan kedalam asrama sekolah, seorang murid kelas X SMA MTA Surakarta, Muhammad Imam Hatami, dengan penuh rekayasa dan tekanan psikologis, disuruh menandatanggani pernyataan bersedia keluar dari SMA MTA Surakarta dengan alasan ‘tidak krasan’.

Kepada Voa-Islam.Com, Sabtu (31/01/2015), orang tua Imam Hatami, Abdul menjelaskan, semula pihak sekolah mengatakan kalau anaknya akan dikeluarkan karena tidak mau dimasukkan ke dalam asrama sekolah.

Tetapi belakangan beredar surat yang direkomendasi Diastono (Kepala SMA MTA Surakarta) dan ditandatanggani Muyassaroh (karyawan bagian perpustakaan yang mengaku sebagai walinya) serta Imam Hatami sendiri, yang menyatakan dirinya bersedia keluar dengan alasan ‘tidak krasan’.

Keterangan Foto: Surat hasil rekayasa, paksaan dan tekanan kepala sekolah atas pemecatan Muhammad Imam Hatami

 

“Ternyata setelah saya tanya, anak saya Imam Hatami terpaksa menandatanggani surat permohonan pindah sekolah tersebut karena tekanan psikologis dan intimidasi dari Diastono dan Muyassaroh,” ungkap Abdul.

Menurut Abdul, dirinya merasa dilecehkan dan dihina oleh Diastono dan Muyassaroh. Sebab dirinya sebagai orang tua yang memiliki hak wali terhadap anaknya, telah dirampas secara semena-mena dan penuh rekayasa oleh Muyassaroh yang mengaku-aku sebagai walinya.  

“Orang tua mana yang tidak sedih hatinya mendengar buah hatinya dikeluarkan dari sekolahnya tanpa alasan dan kesalahan yang jelas, bahkan terkesan dipaksa dengan penuh rekayasa oleh kepala sekolahnya sendiri. Saya kira ini tragedi bagi dunia pendidikan di kota Surakarta yang pernah dipimpin Presiden Jokowi itu,” tegas Abdul.

Bagi Abdul, dengan dasar surat rekayasa dan berarti pelanggaran HAM terhadap dirinya sebagai bapaknya dan walinya itulah, maka mulai Senin, 19 Januari 2015 lalu, Imam Hatami secara resmi telah dikeluarkkan dari SMA MTA Surakarta.

Untuk itu dirinya minta kebijakan Mendikbud Anies Rasyid Baswedan, agar bertindak tegas dalam mengatasi kasus memalukan bagi dunia pendidikan ini dan ikut menyelamatkan masa depan anaknya akibat kebijakan seorang kepala sekolah yang bertindak dholim ini.

Selain itu, kepada Ketua Umum MTA, Ustadz Drs H Ahmad Sukina, Abdul meminta siapapun yang bertanggungjawab dalam kasus ini, wajib ditindak tegas tanpa pandang bulu demi menegakkan kredibilitas dan kewibawaan SMA MTA dimata umat Islam kota Surakarta. [AbuAhmad/Voa-Islam.Com]


latestnews

View Full Version