JAKARTA (voa-islam.com) - Sejumlah ulama dari Aliansi Nasional Anti-Syiah (ANNAS) mendatangi Komisi VIII DPR RI, pada Rabu (04/02/2015). Mereka meminta DPR RI mendengar aspirasi masyarakat Muslim Indonesia yang resah akan keberadaan Syiah.
Menurut salah satu anggota ANNAS, Ustadz Amin Djamaluddin, masalah Syiah bukanlah persoalan khilafiyah di dalam agama Islam, melainkan akidah.
"Syiah mengklaim diri, bagian dari umat Islam. Tapi, Syiah minta ke pemerintah, perlindungan sebagai minoritas di Indonesia. Bukankah Islam itu mayoritas? Jadi, kalau merasa bagian dari Islam, kenapa bilangnya minoritas?" ujar Ustadz Amin Djamaluddin, Rabu (04/02/2015) di Gedung DPR RI, Jakarta.
Anggota Dewan Syuro ANNAS lainnya, KH Cholil Ridwan mengatakan, Indonesia merupakan sasaran empuk karena sangat mudah disusupi ideologi asing.
"Sangat berbahaya membiarkan Syiah tumbuh dan besar di Indonesia. Biarkanlah Iran damai dengan Syiah-nya, Indonesia damai dengan Sunni-nya, jangan impor akidah Syiah ke Indonesia," kata KH Cholil seperti dilansir ROL, Rabu (04/02/2015).
Sementara Ketua Dewan Syuro ANNAS Habib Achmad bin Zein Al-Kaff mengatakan, kalau pejabat dan aparat negara tidak tegas terhadap Syiah maka beberapa tahun lagi apa yang terjadi di Irak, Suriah, Lebanon, Yaman, Pakistan, dan India bisa terjadi.
Akan terjadi konflik besar antara Sunni dengan Syiah. Makanya pejabat dan aparat negara sebaiknya mencegah hal itu dengan bersikap tegas kepada Syiah. Indonesia, ujar Habib Achmad, merupakan bumi ahli sunah.
"Walau umat Islam terpecah di berbagai organisasi seperti NU, Al Irsyad, Muhammadiyah, Mujahidin, namun ini semua keluarga besar ahlul sunah wal jamaah," ujarnya di DPR RI.
Umat Islam, kata dia, sangat mencintai pemimpin Islam, istri-istri Nabi.
"Kami siap berkorban apa saja, harta, benda, dan jiwa demi mereka." tegasnya.
Kalau pemerintah tidak mewaspadai konflik Syiah-Islam maka dikhawatirkan hal-hal tak diinginkan seperti di Bondowoso, Pasuruan, Bangil, Sampang bisa terjadi. "Jangan sampai terjadi Sampang-Sampang lagi, makanya semua aparat dan pejabat harus tegas pada Syiah," kata dia. [syahid/voa-islam.com]