BOGOR (voa-islam.com) – Ketua Divisi Penegakkan Syariah Kampung Majelis Az Zikro Faisal Salim, yang menjadi korban keganasan gerombolan Syi'ah, menceritakan peristiwa yang terjadi pada Rabu malam pukul 22.00-23.00 WIB itu.
Dalam pernyataannya di hadapan pimpinan pengurus majelis Adz Dzikra, Kapolda Jawa Barat dan beberapa perwira polisi, ia mengaku tiba-tiba didatangi segerombolan preman yang membawa atribut FBR. Mereka menanyakan perihal spanduk menolak paham Syi'ah dan siapa yang memasangnya.
Faisal sendiri menjawab tidak mengetahui siapa yang memasang spanduk. Dalam pengakuannya mereka mengaku anggota FBR Cibinong serta menanyakan alamat rumah ketua RT dan RW setempat.
"Mereka memakai bahasa emosi" lanjut Faisal.
Orang yang berbicara langsung kepadanya, diakui Faisal "seperti orang yang mabuk." Dalam lanjutan ceritanya, saat Faisal sedang meredam emosi massa yang juga mengaku Syi'ah tersebut, orang yang langsung berbicara dengannya berkilah.
"Bapak jangan berbelit-belit, bapak jangan begitu, bapak jangan menutup-nutupi!" dengan emosi yang tinggi.
Setelah itu seorang yang menjadi juru bicara gerombolan tersebut berpura-pura jatuh dengan menjatuhkan dirinya agar massanya terprovokasi, sambil berteriak.
"Saya dipukul, saya dipukul," teriaknya.
Sesudah itu gerombolan tersebut terpancing emosinya. Seorang yang bernama Habieb Ibrahim, yang diduga kuat pemimpin gerombolan, makin menyulut emosi massanya dengan menuding Faisal sebagai Wahhabi dan ISIS dan mencoba memukulnya.
Sembari menangkis dan tetap menyarankan Habieb Ibrahim agar jangan emosi, Faisal berusaha agar tetap tenang. Sesudah serangan fisik dan lisan Habieb Ibrahim, gerombolan tersebut memukuli dan mengeroyoknya. Faisal mengaku diseret dan dipukuli tiap mau berbicara layaknya ia seorang pencuri yang ditangkap massa.
Meski warga komplek Adz Dzikra banyak yang menyaksikan kegaduhan tersebut namun hanya beberapa warga yang berani berbicara. Mungkin karena banyaknya jumlah gerombolan tersebut dan semua bertampang preman. Faisal pun akhirnya diseret dan dipaksa naik mobil untuk dibawa ke polsek Babakan Madang.
Dari situlah setelah polisi setempat mengetahui perkaranya, maka kejadian itu mereda hingga Faisal berhasil diselamatkan. Setelah Faisal menguraikan ceritanya, Ustadz Huda, ketua divisi dakwah Adz Dzikra, meminta agar semua tersangka diproses hukum.
Hingga pertemuan pimpinan pengurus majelis Adz Dzikra dan kapolda berlangsung pukul 09.00-10.30 Jumat (13/2), sudah 34 orang dijadikan tersangka, sedangkan untuk sisanya pihak Adz Dzikra meminta pihak kepolisian agar tidak membiarkan mereka bebas begitu saja. [syahid/ilham/sharia/voa-islam.com]
image: bumisyam