JAKARTA (voa-islam.com) - Hampir satu abad lebih, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asyari telah memberikan peringatan kepada umat Islam Ahlu Sunnah wal Jama'ah di Tanah Air mengenai pergerakan-pergerakan yang melenceng dari agama Islam.
Salah satu pesan almarhum yang kebanyakan publik tidak tahu ialah perihal penolakannya terhadap ajaran atau pergerakan Syiah. Persisnya sebelum revolusi Iran meletus, almarhum sudah memberitahukannya. Yang kemudian ia abadikan melalui banyak tulisan dan dicetak dalam bentuk buku.
"Dalam sekian banyaknya buku yang ditulis, beliau jelas sekali menentang Syiah. Persis sebelum revolusi Iran meletus," ucap KH. Ali Mustafa Yakub mengutip salah satu buku karya beliau yang disampaikan untuk wartawan voa-islam.com beberapa waktu yang lalu.
Ia juga mengatakan bahwa hampir 19 hingga 30 buku karya almarhum KH. Hasyim Asyari yang di dalamnya membicarakan dan menentang keberadaan Syiah. Tidak hanya Syiah Imamiyah, Syiah Zaidiyah pun ia tentang, sekalipun diketahui moderat.
"Hampir 19 hingga 30 buku yang menantang Syiah," tambahnya. Beliau pun mengapresiasinya.
Namun, bukan hanya Kiai Ali yang mengapresiasi keberanian dan kebenaran yang diciptakan KH. Hasyim Asyari perihal Syiah. Arab Saudi pun yang mendapat "cap" Wahabi oleh beberapa kalangan Nahdiyin angkat topi kepada almarhum. Bahkan menurut Kiai Ali, beberapa buku ciptaan almarhum Hasyim Asyari memiliki banyak persamaan, yaitu hampir 90 persen ajaran dan pemahamannya dengan Arab Saudi.
"Atas pemikiran beliau, Saudi Arabia mengapresiasi sangat tinggi untuk KH. Hasyim Asyari. Merespons positif. Sembilan puluh persen pesan-pesan atau ajaran beliau ternyata sama seperti apa yang dijalankan oleh negara yang kaya minyak tersebut," aku beliau setelah mendapat perhatian khusus dari salah utusan Arab Saudi pada acara di salah hotel di Jakarta, malam (11/02/2015).
Untuk itu, Imam Besar Masjid Istiqlal ini mengusulkan agar buku-buku karya KH. Hasyim Asyari disebarluaskan ke sekolah-sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia. Agar masyarakat NU khususnya, dan umumnya masyarakat paham bahwa beliau dan Arab Saudi "satu" pemahaman dan ajaran. Terutama perihal menentang keberadaan Syiah. [robigusta/voa-islam.com]