BANDUNG (voa-islam.com) - Hari libur biasa dihabiskan dengan kegiatan yang kurang bermanfaat, khususnya para remaja yang sekarang mengalami krisis identitas. Namun tidak dengan remaja-remaja yang antusias hadir dalam acara MY MOVEMENT yang diadakan di Puri Cipaganti, Kota Bandung,Ahad (15/2).
Agenda yang bertemakan “Kamilah Pemimpin Masa Depan” in idihadiri oleh 600 pelajar dari berbagai kalangan tingkat sekolah. Selain menjadi acara ideologis terbesar khusus bagi kalangan pelajar tingkat sekolah di Kota Bandung, LDS HTI Kota Bandung sebagai penyelenggara acara pun mengajak kepada seluruh peserta yang hadir untuk bersama-sama berpikir kondisi teman-temannya di luar sana yang tidak sadar sedang mengalami kehancuran.
Dalam bentuk talkshow, training dan sinema serta suguhan lagu dari tim nasyid “Guardian of Khilafah” dapat menggugah dan menyadarkan para remaja akan potensi dan peran pentingnya sebagai generasi pemimpin masa depan.
“Kalau kita ingin tahu bagaimana Indonesia beberapa tahun ke depan, maka lihatlah remaja saat ini. Tanggung jawab, beban dan nasib negeri ini ada di pundak Anda semua,” sambut Dr. H. Asep Agus Handaka dari HTI DPD II Kota Bandung yang membuka acara dengan sambutannya.
Penyampaian materi awal mengenai status kita sebagai manusia yang hidup penuh pilihan, dipaparkan oleh Dosen Fakultas Kedokteran UNPAD yang juga mantan aktivis dakwah sekolah, dr. Giky Karwiky.
“Hidup adalah pilihan. Dan pilihan kita yang menentukan apakah akan menjadi kekecewaan atau kebanggaan bagi orang tua kita nantinya,” paparnya.
Agenda dimeriahkan dengan pemutaran sinema mengenai kondisi remaja saat ini, lalu dibahas tuntas dengan talkshow yang menghadirkan tiga pembicara dari beda kalangan. Heri misalnya, pelajar yang kesehariannya sekolah, mengaji dan dakwah sehingga menjadi remaja teladan yang dikagumi oleh orang tua dan teman-temannya.
“Di kamus hidup saya gak ada yang namanya pacaran, aktivitas yang mendekatinya aja nggak pernah,” kata Heri kepada remaja yang lain.
Oleh karena itu, jelasnya, problem yang membuat remaja sekarang hancur adalah hidupnya yang tidak terarah sehingga makin tersesat, berbeda jika mengaji maka kita akanterjaga.
“Kalau kita salah menjalani hari ini, maka sama saja kita akan menuai kegagalan di masa mendatang,” pesan Bapak Asropi, M.T sebagai guru sekolah yang juga pemerhati remaja masa kini.
Sependapat dengan yang lain, Pak Handani,sebagai salah satu orang tua yang peduli terhadap nasib anak bangsa kedepan pun ikut memberikan tanggapannya atas ketimpangan yang dialami remaja saa tini.
“Dalam keluarga butuh keteladanan dan perhatian. Ketika anak keluar butuh penjagaan dari banyaknya aturan bebas dimana-mana. Nah, kendala ini yang harus diatasi untuk menghasilkan karakter didikan yang shalih,” ungkapnya.
Dilanjutkan dengan training oleh Ferli Irwansyah, M.Si., dosen UIN Bandung, yang meyampaikan tujuan hidup seorang muslim sebagai agen perubahan dengan membawa konsep ‘BungaDakwah’.
Kalian tahu apa itu BungaDakwah? Dari kata Buku, Ngaji dan Dakwah. Itulah yang harus ada pada diri setiap remaja Muslim,” jelasnya.
Setiap remaja Muslim harus punya prinsip, lanjut trainer, dan Bunga Dakwah ini bisa menjadikan remaja Muslim bangkit.
“Dengan “buku” kita bisa menambah ilmu, insya Allah nggak bakal mati kutu. Dengan “ngaji” kita bisa lebih terjaga, lebih terarah dan tidak tergoda dari rayuan syetan. Dan “dakwah”, kata kuncinya adalah kontribusi, ini sangat penting karena persatuan umat bisa terwujud kalau ada dakwah.”
Hingga tiba di penghujung acara, para pelajar peserta MY MOVEMENT 2015 ini mengikrarkan diri untuk menjadi muslim sejati yang giat menuntut ilmu, taat kepada orang tua dan membantu sesama, serta siap menjalankan dan menegakkan kembali syariat Islam untuk diamalkan dalam kehidupan. This Is My Movement! Allahu Akbar! [syahid/Afif/voa-islam.com]