View Full Version
Senin, 23 Feb 2015

Bedah Buku Ustadz Abu: Mengamalkan Islam dalam Daulah Khilafah adalah Sunnah Nabi yang Harus Diikuti

SOLO (Voa Islam) – Setelah menulis beberapa buku dari balik penjara, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir kembali menulis buku yang diberi judul “Surat Terbuka Untuk Ummat Islam – Masalah-masalah Penting yang Harus Dipahami Ummat Islam agar Tauhid, Iman dan Amalnya Lurus”. Diterbitkan oleh JAT Media Center (JMC), buku ini diberikan secara cuma-cuma dan khususnya ditujukan kepada para pimpinan serta anggota Ormas atau Orpol Islam.

Buku ini dibagi menjadi 2 (dua) bahagian besar, yakni :

A. Surat Terbuka untuk seluruh Ummat Islam, terutama pimpinan dan anggota Ormas atau Orpol Islam. Bagian ini memuat:

  1. Cara Mengamalkan Syari’at Islam
  2. Syarat Memperjuangkan Tegaknya Diinul Islam
  3. Kewajiban Pokok Ummat Islam Indonesia

Bagian ini disertai lampiran-lampiran, sebagai berikut

o   Tanpa Jihad, Indoensia Tiada

o   Jasa Jihad kepada Indonesia

o   Dosa Rezim terhadap Jihad

o   Gerakan Jihad di Parijs van Java (Bandung)

B. Masalah-masalah Penting yang harus dipahami Ummat Islam agar Tauhid, Iman dan amalnya lurus. Bagian ini memuat:

Pernyataan Sikap Mujahidin Indoensia Penegak Daulah Khilafah Islamiyyah, kemudian secara runut dirinci penjelasan-penjelasan tentang:

  1. Hakikat Thaghut yang Wajib Dijauhi dan Dikufuri kaum Muslimin.
  2. Hakikat Tauhid
  3. Hakikat Ibadah kepada Alloh
  4. Hakikat Iman dan Mukmin
  5. Hakikat Perjuangan Menegakkan Dienul Islam
  6. Hakikat Istisyhad (Mencari Mati Syahid)
  7. Hakikat Dakwah Takfir
  8. Hakikat Sekuler
  9. Hakikat Pancasila dan NKRI
  10. Hakikat Daulah Khilafah Islamiyyah
  11. Hakikat Daulah Islamiyyah (IS) yang dulu bernama ISIS
  12. Kondisi Ummat Islam Indonesia
  13. Hakikat Orang Kafir, dan terakhir
  14. Hakikat Hati Manusia

Berjumlah 222 halaman, buku ini ditulis Ustadz Abu Bakar Ba’asyir sebagai bukti kesungguhan beliau dalam mengemban amanah Dakwah Ilalloh sekalipun dari balik Sel Maximum Security Lapas Pasir Putih Nusakambangan.

... Ulama Mujahid sepuh yang berarti sudah berusia 77 tahun ini tetap menyampaikan keyakinan yang diperjuangkannya secara konsisten ...

Buku ini pada hari Ahad (22/2) kemarin pertamakalinya dibedah di Mesjid Baitul Makmur, Solobaru, Sukoharjo. Ratusan aktivis Ikhwan dan akhowat memenuhi ruang utama dan pelataran mesjid dengan hijab yang memisahkan mereka. Panitia juga sudah menyiapkan kajang demi mengantisipasi membludaknya hadirin yang datang dari kota Solo dan sekitarnya.

Semula pembicara direncanakan 3 orang, namun Panitia kemarin hanya menghadirkan 2 pembicara. Pembicara pertama adalah Dr Aidul Fitriciada Azhari SH, Mhum (seorang Pakar Hukum dari Universitas Muhammadiyyah Surakarta) dan Ust Fauzan Al Mubarok (Qo’id Sariyah Tarbiyah Markaziyah JAT). Bertindak selaku moderator adalah Ustadz Abu Azzam, alumnus Program Kaderisasi Ulama ISID (PP Darusslam Gontor) dari Karanganyar.

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud, biasa juga dipanggil Ustadz Abu dan Abdus Somad yang lahir di Jombang, Jawa Timur, 17 Agustus 1938 silam, mendapat vonis hukuman zalim dari sistem peradilan penguasa NKRI selama 15 tahun. Ulama Mujahid sepuh yang berarti sudah berusia 77 tahun ini tetap menyampaikan keyakinan yang diperjuangkannya secara konsisten. Terbitnya buku ini adalah –sekali lagi- menjadi buktinya.

Sayangnya, seperti yang terjadi di banyak event Bedah Buku, buku beliau ini tidak dapat secara tuntas dan fokus dianalisa oleh Pembicara dan –apalagi- oleh Peserta di floor. Kebiasaan ber-euphoria dari kebanyakan kita seringkali mengkandaskan maksud asal untuk memahami secara utuh atas pesan yang dikehendaki sang penulis buku. Setidaknya itu yang voa-Islam.com dapatkan kesan implisit dari tanggapan ringkas seorang teman jurnalis yang sama-sama meliput.

Tapi secara umum, acara Bedah Buku di mesjid yang dahulu juga rutin diisi kajian oleh Ustadz Abu ini, sudah berjalan dengan lancar, baik dan sukses. Itu yang kami tangkap dari ekspresi kepuasan dibalik raut wajah yang cukup letih dari ketua dan anggota pelaksana panitianya. Jika dahulu organisasi JAT ini belum pecah tentu akan jauh lebih banyak lagi hadirin yang hadir. (AF/Voa-Islam.com)


latestnews

View Full Version