BANDUNG (voa-islam.com) – Benda yang diduga bom meledak di ITC Depok beberapa waktu yang lalu. Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Ustadz Harits Abu Ulya memberikan analisis terkait kejadian tersebut.
"Kalau lihat barang bukti yang diduga bom memang terkesan itu adalah rakitan bom, kalau vonisnya bom maka meniscayakan terorisasi terhadap orang-orang tertentu dan itu tidak akan keluar dari jejaring yang dikaitkan dengan Poso (Santoso Cs) atau kel IS/ISIS di Indonesia,” katanya dalam rilis yang diterima voa-islam.com, Selasa, (25/02/2015) kemarin.
“Tapi siapa sesungguhnya pelakunya, analisa saya bisa saja produk oknum aparat, orang Syi'ah, "teroris", atau bahkan orang iseng,” tambahnya.
Menurut Ustadz Harits, hal itu bisa terjadinya mengingat munculnya kasus ini dimomentum Indonesia dalam sikon labil politik dan keamanan.
“Yang utama soal calon kapolri yang belum kelar dan menimbulkan kisruh politik yang belum berujung, kedua soal kelompok Syi'ah terpojok paska penyerangan ke Az Zikra Sentul. Soal ancaman Australia tidak terlalu signifikan.” ujarnya.
Ustadz Harits kemudian mengatakan dari letupan kecil ini bisa lahirkan efek opini dan persepsi publik bahwa teroris jaringan Poso atau lainya masih eksis karenanya butuh Kapolri yang handal urus terorisme.
“Tapi dibalik itu adalah untuk mengkonstruksi persepsi publik bahwa calon tunggal Kapolri Badrodin Haiti (BH) adalah layak sekaligus menganulir tentang dugaan pelanggaran HAM berat seorang BH saat menjadi Kapolda Sulteng di tahun 2007,” paparnya.
Asumsinya kemudian Ustadz Harits melanjutkan, bahwa yang ditangani BH adalah terorisme. Karena dalam kasus Terorisme seolah-olah aparat punya legitimasi yang kuat untuk melakukan tindakan ekstra ordinary meski dengan melakukan ekstra judicial killing.
“Sementara calon Kapolri BH selain isu rekening gendut seperti halnya BG, dia punya sandungan serius soal pelanggaran HAM 2007 di Poso. Bukan tdk mungkin ada permainan kotor untuk mengawal BH agar bisa jadi Kapolri,” jelasnya.
“Berikutnya bisa jadi orang Syi'ah, hal ini tidak lain untuk mengalihkan isu tentang mereka agar tidak makin terpojok dan bisa menghindar dari eskalasi kemarahan publik (sunni) yang tidak terduga. Dari barang yang menimbulkan letupan kecil layaknya balon meletus tapi efek opininya bisa besar bagi kepentingan kelompok dan politik tertentu mengindikasikan ini ‘bom mainan’, saya tidak yakin ini kerjaan kel ‘teroris’ sungguhan,” pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]