View Full Version
Jum'at, 24 Apr 2015

Pemikiran Feminisme Lahir Dari Bible

BANDUNG (voa-islam.com)- Lahirnya sebuah paham yang mengatasnamakan dirinya sebagai feminism membuat para wanita semakin bersemangat untuk “menjadi” seperti laki-laki. Di dalam sejarah, sebenarnya pergerakan ini  lahir karena ketidakadilan yang didapat seorang wanita kala itu, tepatnya terjadi di Negara-negara Eropa. Dan selain itu, imam Masjid New York Shamsi Ali, misalnya mengatakan bahwa ternyata feminism itu juga lahir karena adanya ajaran di dalam Bible, atau terdapat di kitab orang Nasrani.

Asal dari pergerakan feminism ini terdapat di dalam Bible. Maka lahirlah pergerakan ini di Eropa yang disebabkan pada kala itu ketidakadilan kerap terjadi pada kaum wanita,” ucapnya saat menjawab pertanyaan dari salah satu warga yang berprofesi sebagai mahasiswa di Bandung, Jawa Barat, Ahad (19/04/2015), pada acara ‘Dakwah On the Street’.

Maka ia pun menekankan bahwa lahirnya paham itu adalah bukti bahwa ajaran yang benar-benar memuliakan wanita di dunia ini hanyalah agama Islam, bukan agama lain. Hal demikian bisa dilihat dari sejarah-sejarah yang ada.  Sebagai contoh di dalam sejarah bagaimana Islam memperlakukan seorang wanita, juga seorang ibu melebihi laki-laki atau suami. Maka ia pun mengatakan wajar saja jika para penganut pada waktu itu memberontak dan membuat perlawanan terhadap laki-laki.

“Di Islam telah diatur bagaimana memuliakan wanita. Hingga ada ucapan dari Nabi bahwa surga berada di telapak kaki ibu. Sedangkan di agama selain Islam tidak ada. Dan inilah warisan terbesar yang dimiliki umat Islam,” tegasnya.

Di samping itu, ia juga merespon pertanyaan seputar bagaimana Islam sesungguhnya melihat perilaku menyimpang seperti gay dan lesbi. Ia mengtakan, di dalam Islam telah jelas bahwa perilaku tersebut bertentangan dan dilarang keras karena sesungguhnya hal demikian dapat mendapatkan laknat Allah SWT. Namun demikian ia mengutarakan, jika ada seseorang yang terindikasi akan perilaku tersebut, Shamsi menyarankan agar segera memperbaiki diri. Misalnya ia menyarankan untuk konseling kepada gur atau ulama, atau mungkin orang yang paham dalam permasalahan itu. Dan ia juga mengingatkan agar penyakit itu tidak meneyebar dengan mudah ke dalam lingkungan tempat tinggal ada baiknya setiap kita memperdalam ilmu-ilmu agama Islam.

“Lesbi, dan juga gay adalah penyakit masyarakat (sosial) yang harus diberikan bimbingan atau konseling. Penyakit ini akan berubah jiia melakukan hal tersebut. Karena kan awalnya normal,” katanya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version