BANDUNG (voa-islam.com) - “Spriritual Journey” merupakan tema besar yang diangkat dalam acara Sarasehan yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Bandung Raya.
Bekerjasama dengan Kajian Islam Mahasiswa (KALAM) UPI pada Minggu (3/4) pukul 09.00-11.30 di Gedung Balai Pertemuan Umum kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jln. Setia Budi no 229 Bandung.
Diikuti oleh Mahasiswa dan Pelajar se-Bandung Raya, Sarasehan BKLDK 2015 tersebut menghadirkan dua narasumber yang salah satunya merupakan mantan public figure yang saat ini telah hijrah dari masa keartisannya menuju kesempurnaan jati diri yang sesungguhnya, Caisar Putra Aditya. Nama yang dua tahun lalu melekat di benak masyarakat yang menyenanginya dengan joget Yuk Keep Smile. Didampingi oleh narasumber lain yang pada kesempatan acara tersebut berstatus sebagai Pimpinan Inspiring Al-Qur’an Bandung dan juga pembina BKLDK Bandung Raya, Ust. Eri Taufik Abdul Karim.
Setiap pilihan pasti memiliki resiko, dan pilihan mengubah pribadi ke arah yang lebih baik itu juga resiko. Semuanya akan melalui tantangan
Dalam sesi talkshow, ada hal yang menarik ketika moderator menanyakan panggilan untuk Caisar. Ketika ditanya caisar panggilannya siapa, mantan asisten di manajemen artis tersebut menjawab “panggil saja saya hamba Allah”. Perubahan yang signifikan dalam dirinya ternyata semakin membuatnya berada dalam kesederhanaan identitas diri. Yang dulunya disanjung oleh siapa pun, bangga dengan keartisannya, namun kini dia lebih bangga dengan kemuslimannya. “Masya Allah” itulah kalimat pelengkap yang sering dia katakan dalam setiap penyampaiannya.
Ketika disinggung terkait kondisinya dulu dengan sekarang, dia mengungkapkan bahwa kondisi sebelum dirinya hijrah memang menyenangkan. Banyak kemewahan didapatkan, namun menurutnya semua kemewahan itu tidaklah berarti di sisi Allah. “semua yang kita inginkan bisa dibeli, mobil mewah, rumah mewah, namun itu semua tidak berkah. Itu yang pernah saya rasakan. Mending sekarang, hidup sederhana, yang penting tercukupi asal rezekinya berkah bagi kita dan keluarga.” ujarnya.
Nikmat hidup yang sekarang Caisar rasakan menurut narasumber ke dua, Eri Taufik adalah hasil dari perjalanan spiritual menemukan cinta yang sesungguhnya. Menurutnya caisar sudah berhasil memposisikan dirinya sebagai hamba Allah yang tentu hidupnya kini sudah terarah dengan Islam.
“Setiap pilihan pasti memiliki resiko, dan pilihan mengubah pribadi ke arah yang lebih baik itu juga resiko. Semuanya akan melalui tantangan. Namun bersyukur bagi siapa saja yang sudah menemukan hakikat hidup yang sesungguhnya karena dengannya kita dimuliakan,” katanya.
Agenda Sarasehan BKLDK yang tidak hanya membahas mengenai perjalanan hidup narasumber dan inspirasi perubahan ke jalan yang Allah ridhai, juga disampaikan mengenai hasil survei proyek kampus bersih (PKB) yang sudah terlaksana dari bulan maret 2015 dengan penyebaran angket terkait dengan fakta sex bebas dengan melibatkan 1000 Responden yang berada di 20 Kampus se-Bandung Raya. Pelaksanaa surve terkait dengan pengetahuan, sikap dan kontrol sosial mahasiswa terhadap Permasalahan sex bebas dibandung Raya.
...56% mahasiswa sangat setuju Banyaknya media – media yang memuat konten dewasa (pornografi dan pornoaksi) menjadi faktor maraknya perilaku seks bebas
Menghasilkan data sebanyak 89% mahasiswa mengetahui bahwa Seks Bebas Dilarang Karena Merupakan Perbuatan Dosa, 11% tidak mengetahui bahwa Seks Bebas Dilarang Karena Merupakan Perbuatan Dosa. 56% mahasiswa sangat setuju Banyaknya media – media yang memuat konten dewasa (pornografi dan pornoaksi) menjadi faktor maraknya perilaku seks bebas sebanyak. 47% laki-laki dan 53% Perempuan Setuju bila pihak kampus membuat aturan terhadap pergaulan antara laki-laki dan perempuan. 81% Setuju jika pemerintah membuat aturan yang tegas terkait dengan pergaulan agar tidak mengarah pada seks bebas. 87% Setuju Perlu ada pembinaan khusus untuk mahasiswa sebagai upaya pencegahan permasalahan seks bebas yang difasilitasi oleh pihak kampus (Sumber: BKLDK Bandung Raya 2015).
Untuk itu BKLDK Bandung Raya mengajak seluruh peserta yang hadir dalam Sarasehan tersebut untuk turut berkontribusi dalam perubahan hakiki, sebagai pribadi bertaqwa dan memiliki potensi pemimpin masa depan. [syahid/bkldk/voa-islam.com]