SOLO (Voa-Islam) – Derita kaum Muslimin Rohingya yang mengalami berbagai penindasan keji di Myanmar dan mengakibatkan kaum Muslimin Rohingya nekat memilih lari dari negri mereka dengan melintasi lautan lepas. Mereka lebih memilih mati di laut atau di pengungsian daripada mati dibantai kaum ekstrimis Budha yang seolah-olah diberi angin oleh aparat Myanmar.
3 tahun silam, tepatnya bulan Sya’ban 1433 atau Juli 2012, kelompok Jihad Internasional pun sudah merespon dengan menerbitkan rilis media berisi kronologi pembantaian kaum muslimin di Myanmar. Jadi dalam bulan yang bersamaan, sekarang fakta keji dan kejahatan kemanusiaan ini kembali mencuat dengan terdamparnya para pengungsi Muslim dari negri tersebut di Aceh dan ditolong oleh para Nelayan dan aparat pemerintahan lokal setempat.
Tidak kurang, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir fakkalohu asroh dari balik penjara Bareskrim Mabes Polri pada tahun yang sama berkirim surat kepada Pemerintah Myanmar sambil mengancam akan mengirimkan mujahidin Indoensia untuk bertempur membela nasib kaum muslimin Rohingya.
Surat pun mendapat tanggapan resmi dari Pemerintah Myanmar melalui Duta Besarnya di Jakarta. Dan sekarang pun, beliau dari balik penjara Sel Maximum Security (SMS) di Lapas Nusakambangan tetap peduli bahkan sekali lagi, menyerukan jihad ke Myanmar.
Demonstrasi Kepedulian Ummat Islam Solo
Tadi siang, selepas sholat Jum’at (22/05), gabungan elemen Muslim yang terdiri dari Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Laskar Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Majelis Taklim Al Huda, Majelis Taklim Al Ishlah sekitar pukul 13.30 mendatangi pengurus Walubi ( Perwakilan Umat Buddha Indonesia) Surakarta.
Perwakilan massa di terima oleh Ketua Walubi Solo, Hasan, Doni Hadi Santoso selaku Sekertaris Walubi, hadir pula Helmy Akhmad Syakdilah sebagai Ketua NU Solo, Harso Ketua Kesbangpol dan jajaran TNI dan Polri. Sementara dari elemen Muslim Solo hadir Edi Lukito dan Yusuf Suparno dari LUIS, Muhammad Fauzi Ba'asyir dari JAT dan Joko Samiyono dari Majelis Taklim Al Huda . Ada juga Musidi dari JAS,
... Ustadz Abu Bakar Ba’asyir fakkalohu asroh dari balik penjara Bareskrim Mabes Polri pada tahun yang sama berkirim surat kepada Pemerintah Myanmar sambil mengancam akan mengirimkan mujahidin Indoensia untuk bertempur membela nasib kaum muslimin Rohingya. Dan sekarang pun, beliau dari balik penjara Sel Maximum Security (SMS) di Lapas Nusakambangan tetap peduli bahkan sekali lagi, menyerukan jihad ke Myanmar ...
Pada kesempatan itu, pihak Walubi membacakan hasil kunjungan dan kesepakatan dengan MUI Pusat dan Walubi Pusat pada tanggal 20 Mei 2015 kemarin. Sedangkan ustadz Edi Lukito, SH membacakan dan menyerahkan pernyataan sikap dari LUIS dan elemen muslim Surakarta. Kemudian secara resmi surat pernyataan sikap itu diserahkan Ustadz Edi kepada ketua Walubi Solo, Hasan.
Sementara massa gabungan elemen menggelar tiga (3) demo dan orasi berturut turut, yang pertama di Vihara Kepunthon, di Jalan Urip Sumoharjo (depan tempat audiensi) dan di Vihara Pucangsawit. Di Jalan Urip Sumoharjo para orator bergantian menyerukan pembelaan kaum muslimin di Rohingya sekaligus menggalang dana untuk mereka yang sebagian ditampung di Aceh.
Ummat Islam Solo Siap Terima Saudara Rohingyanya
Perwakilan JAT. Fauzy Ba'asyir dalam orasinya menyatakan bahwa kaum Muslimin Solo siap menerima dan merawat pengungsi Muslim Rohingya jika pemerintah RI acuh tak acuh terhadap mereka.
"Tapi pemerintah RI jangan lagi mengambil pajak-pajak apapun dari kaum muslimin...Allohu Akbar!" tandasnya.
Dalam kesempatan sama, Abdulloh selaku Bendahara Katibah (Komunitas Ansharut Tauhid Peduli Musibah) yang langsung membuat Program Peduli Muslim Rohingya dan membuka Poskonya di Jalan Semenromo no.80 B, Cemani, Sukoharjo. Menyampaikan kepada jurnalis voa-islam.com bahwa dalam waktu 2 hari kemarin sudah mendapat titipan dana ummat sebanyak 3 (tiga) juta rupiah. Dana tersebut terus akan dikumpulkan untuk disampaikan kepada pengungsi Muslim Rohingya di Aceh.(AF/Endro/voa-islam.com)