JAKARTA (voa-islam.com) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan diri bertaubat dan minta maaf kepada umat Islam atas polemik pembacaan Al-Qur'an dengan langgam Jawa di acara peringatan Isra’ Mi’raj tingkat Nasional di Istana Negara, Jum’at (15/Mei/2015).
“Sebagai manusia biasa, saya terus bertaubat. Saya khilaf. Saya hanya ingin umat Islam dan bangsa Indonesia bersatu. Juga tidak ada niatan saya untuk ngeles atau lempar tangan. Saya tulus minta maaf dan beristighfar. Saya tidak punya kepentingan atas diri saya sendiri,” kata Menag saat berdialog dengan perwakilan sejumlah ormas Islam seperti Front Pembela Islam dan Majelis Mujahiddin Indonesia di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (28/5) siang.
Kendati demikian, Menag menyatakan, tidak ada niatan dari dirinya untuk melecehkan Al-Qur'an dan Islam. Juga tidak ada niat untuk memecah belah umat Islam. “Naudzubillah min dzalik,” tandasnya seperti dilansir islampos.com, tadi siang.
Menag mengaku dirinya tidak memiliki kapasitas soal qiraah ini. Dia juga tidak tahu kalau ada ulama yang haramkan qiraaat Al-Qur'an dengan langgam jawa. “Itulah sebabnya perlu mudzakarah, dan saya serahkan permasalahan ini pada ahlinya (ulama),” tukasnya.
[Saksikan video: Membaca Al-Qur’an Dengan Langgam Jawa, Tanggapan dan Penjelasan]
Menag mengatakan ide langgam Jawa itu murni dari dirinya dan ia menampik tuduhan publik tentang langgam Jawa Al-Qur'an yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo. Langgam Jawa itu, kata Lukman, juga tidak bermuatan politik dan tidak?ada upaya mencemari ajaran Islam dengan Jawanisasi.
Pengakuan Menag tersebut pernah ia tuliskan di akun twitternya @lukmansaifuddin.
“Pembacaan Alquran dengan langgam Jawa pada Peringatan Isra Mi'raj di Istana Negara sepenuhnya ide saya, sama sekali bukan kehendak Presiden RI,” kicau Menag, Ahad (17/5). [PurWD/voa-islam.com]
* Foto: arrahmah.com [Pertemuan Menag Lukman Hakim Saefuddin dengan sejumlah ulama dan tokoh umat Islam terkait baca Al Quran langgam Jawa, Jakarta Kamis (28/5/2015)]