JAKARTA (voa-islam.com) – Membaca Al-Qur'an dengan langgam Jawa pada moment peringatan Isra’ Mi’raj di Istana Negara, Jum’at (15/Mei/2015) lalu bisa merusak tujuan dibacakannya Al-Qur'an itu sendiri.
“Al-Qur'an itu dibacakan untuk mendapatkan keberkahan dan semuanya khusyu’ bisa menikmati bacaan Al-Qur'an ini,” tutur Dr. Ahmad Annuri, MA, pakar qiroah dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) saat beraudiensi dengan Menag Lukman Hakim Saifuddin di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (28/5) siang.
Penulis buku ‘Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur'an & Ilmu Tajwid’ ini menilai pembacaan Al-Qur'an dengan langgam jawa menyebabkan pelecehan terhadap Kitabullah.
Ustadz Annuri membeberkan data yang dimiliknya, pembacaan Al-Qur'an dengan langgam Jawa di rumah dinas Suryadarma Ali saat masih menjabat Menteri Agama. Ketika Bismillah dibacakan, bukan kekhusyu’an yang didapatkan. “Ketawa semua. Itu pelecehan, itu pelecehan betul. Dan itu bisa dilihat di youtube,” tuturnya dengan nada kesal.
[Lihat video Dr. Ahmad Annuri Memberikan Penjelasan dan Bantahan Qiraah dengan Langgam Jawa]
Menurut bapak sembilan anak ini, gagasan membaca Al-Qur'an dengan langgam Jawa di Istana negara bisa menjadi legitimasi keabsahan Qiraatul Qur’an dengan langgam tersebut.
“Seolah-olah sesuatu yang sudah dilakukan di Istana Negara itu dilakukan di mana saja menjadi sah, halal.” Tutur pakar qiraah dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).
Ustadz Annuri mempertanyakan kepada Menag soal pertimbangan dari sisi manfaat dan mudharatnya. “Sementara jelas, mudharatnya lebih besar daripada manfaatnya,” tmabahnya.
Akibatnya, sekarang ini bermunculan pembacaan Al-Qur'an dengan langgam jawa di beberapa tempat. Salah satunya yang diadakan Majlis Sholawat GUSDURian, di Pendopo Hijau Yayasan LkiS, Sorowajan, Jogyakarta, Rabu (27/05) lalu, yang juga dibacakan Muhammad Yaser Arafat.
Ketua biro pengkaderan DDII Pusat ini meminta kepada Menteri agama, kedepan, agar tidak mengeluarkan gagasan dan kebijakan yang aneh-aneh. Sehingga menguras tenaga para dai lapangan dan menambah kerjaan yang tidak ada ujungnya.
Ustadz Annuri juga meminta kepada Menag untuk memberikan penjelasan soal kasus langgam jawa ini kepada umat.
Sebagaimana yang sudah diberitakan, Menag Lukman Hakim Saifuddin sudah mengakui kesalahannya karena menginisiasi pembacaan Al-Qur'an dengan langgam Jawa di acara peringatan Isra’ Mi’raj di Istana negara beberapa pekan lalu. Menag menyatakan bertaubat dan meminta maaf kepada umat Islam atas polemik tersebut. [PurWD/voa-islam.com]