TURKY (voa-islam.com) - Perwakilan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Istanbul, akhirnya datang menemui 10 WNI yang dipaksa turun dari pesawat dan ditahan polisi di Bandara Ataturk, Istanbul, Turki.
KJRI dipanggil polisi bandara tentang WNI yang hendak menuju Hatay, provinsi yang berbatasan dengan Suriah. Perwakilan KJRI yang datang adalah Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler KJRI Istanbul, Maya Damayanti bersama seorang staf penerjemah bahasa Turki. Maya datang sekitar pukul 18.30 waktu setempat atau pukul 22.30 WIB di Bandara Ataturk, Istanbul, Senin (1/5/2015).
Maya tidak langsung menemui WNI yang ditahan, namun berbicara dengan kepolisian tentang masalah yang dihadapi 10 WNI yaitu 4 orang aktivis Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS sebagai panitia) yakni Ustadz Abu Harits, bersama 3 tokoh organisasi Indonesia, dan 3 jurnalis termasuk detikcom.
Voa-islam.com sempat menelusuri keberangkatan tim FIPS bersama 10 orang dari berbagai elemen, berdasarkan temuan foto dari Facebook Mustofa Nahra salah satu diantaranya Ubay Salam Dewan Syuro JITU, dan Mustofa Nahra anggota DPR yang juga aktivis dari Muhammadiyah. Tak hanya itu Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda indonesia (MIUMI) Fahmy Salim, panitia Abdush Shomad.
Bahkan Achmad Michdan, pengacara (Tim Pembela Muslim) TPM juga sempat ikut dalam rombongan bersama tim FIPS.
Kedatangan Maya berselang sekitar 3 jam setelah rombongan yang hendak mengirimkan donasi bagi pengungsi Suriah melalui dokter di Hatay itu, dipaksa turun dan ditahan di kantor kepolisian bandara. Seluruh alat komunikasi dan rekaman disita, termasuk laptop atau tablet. Begitu juga dengan seluruh paspor.
Proses penyitaan yang dilakukan polisi berlangsung kasar, terutama setelah salah seorang kedapatan memfoto proses penahanan. Sebanyak 4 orang termasuk detikcom, diinterogasi soal tujuan penerbangan ke Hatay hingga soal ISIS.
Setiap dokumen meski satu foto terkait dengan ISIS akan langsung diinterogasi. Rombongan juga dilarang ke toilet termasuk saat meminta izin untuk salat. Maya bersama seorang stafnya berbincang dengan polisi di salah satu sudut ruangan di kantor kepolisian bandara di mana rombongan ditahan.
"Sebentar, saya mau ngomong dulu," ucap Maya sambil berjalan menuju ruangan di mana petinggi polisi berkumpul dan menginterogasi beberapa orang. Rombongan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) tiba di Istanbul pada tanggal 28 Mei.
Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan, berdialog dengan organisasi kemanusian yang membantu pengungsi suriah (IHH) di Turki. Lalu berdialog dengan ulama asal Suriah. Pada (31/5) kemarin, menghadiri peringatan 5 tahun tragedi Mavi Marmara, yaitu tragedi penyerangan kapal bantuan dari berbagai negara yang hendak menuju Palestina.
Sementara tujuan keberangkatan rombongan ke Hatay adalah memberikan bantuan untuk pengungsi Suriah melalui seorang dokter asal Suriah. Di Hatay, rombongan juga akan bertemu perwakilan organisasi kemanusiaan terbesar di Turki IHH yang mengurus pengungsi di dalam dan luar Suriah.
Setelah 4 jam diinterogasi, dan di mediasi pihak KJRI di Turki, tim FIPS akhirnya dibebaskan karena salah paham. Selengkapnya.. [detik/adivammar]
Berita Terkait:
10 WNI Diinterogasi Soal ISIS, Tim FIPS dan Wartawan Detik.com Dipaksa Turun dari Pesawat di Turki
Salah Paham, Setelah Di Interogasi 4 Jam di Bandara Istanbul, 10 WNI kembali Beraktivitas