SAMARINDA, INDONESIA (voa-islam.com) - Dalam rangka peresmian kesekretariatan Me-DAN, sebuah lembaga non pemerintah yang bergerak di bidan Medis dan Kemanusiaan, wilayah Kalimantan Timur, Me-DAN Kal-Tim bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan beberapa pihak lain pada hari Ahad (14/6/2015) mengadakan bakti sosial khitanan massal gratis di desa Lempake, Samarinda Utara.
Acara presemian yang dihadiri oleh para tokoh masyarakat dan juga aparat pemerintah setempat dari perangkat desa hinga kecamatan itu digelar di depan Masjid Attaqwa desa Lempake kecamatan Samarinda Utara, sementara untuk pelaksanaan khitanan massal dilakukan di sebuah ruang kelas TPA Attaqwa yang disulap menjadi ruang "eksekusi" bagi anak-anak peserta.
Kepengurusan Me-DAN wilayah Kalimantan Timur sendiri telah dibentuk beberapa waktu sebekumnya sementara untuk peresmiannya baru dilaksanakan berbarengan dengan acara khitanan massal.
"Selain untuk menyambut bulan suci Ramadhan tahun 1436 H, bakti sosial berupa khitanan massal ini merupakan bagian dari acara inti yaitu peresmian kesekretariatan Me-DAN cabang Kalimantan-Timur," kata ketua panitia pelaksana, Abu Zahra, yang juga merangkap sebagai ketua Me-DAN.
Abu Zahra mengatakan peserta yang mendaftar untuk mengikuti acara tersebut berjumlah 27 anak dan berasal dari desa-desa di sekitara kecamatan Samarinda Utara seperti Lempake, Tanah Merah dan Sempaja
"Sebelumnya 27 anak peserta khitanan massal yang mendaftar, tapi pada hari pelaksanaan hanya 25 yang mendaftar ulang, sementara 2 lainnya mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas, kata Abu Zahra.
Dia menambahkan bahwa BSMI cabang Samarinda mengerahkan 5 orang dokter yang dibantu kurang lebih 16 asisten untuk event tersebut disamping juga menyediakan fasilitas peralatan untuk pelasanakan khitan termasuk obat-obatan gratis.
Acara yang berlangsung sejak pukul 8:00 pagi hingga menjelang shalat Dzuhur tersebut berlangsung lancar meski diwarnai jerit tangis histeris anak-anak yang disunat dan juga aksi "mogok" seorang anak yang karena tidak siap mental meski sudah dibujuk oleh orang tuanya dan juga para dokter yang akan menanganinya.
Begitu pelaksanaan sunat massal dimulai, terlihat jelas ketegangan dari para peserta, yang berusia antara 5-11 tahun, saat menunggu giliran, termasuk dari para orang tua yang mendampingi anak-anak mereka.
Tapi ketegangan itu kemudian berubah menjadi keceriaan, terlebih dari orang tua mereka setelah anaknya selesai disunat. Mereka pun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada panitia pelaksana dan seluruh pihak yang terlibat dalam acara tersebut.
Hingga akhir acara tercatat tinggal 23 anak, dari 25 yang mendaftar, yang berhasil sunat. Hal ini disebebkan 1 anak tidak jadi disunat karena ketakutan sementara 1 lainnya tidak jadi karena ada masalah dengan kelaminnya dan telah disarankan oleh dokter yang akan menangani untuk dirujuk ke rumah sakit di bagian urologi.
Sebagai apresiasi atas partisipasi dan keberanian anak-anak itu mengikuti acara sunatan massal, panitia memberikan bingkisan berupa seperangkat peralatan shalat (baju koko, sarung dan peci) dan juga uang santunan. Selain itu panitia juga menyediakan kemudahan lain berupa fasilitas rawat jalan di puskesmas setempat yang telah bekerja sama dengan mereka bagi para peserta pasca sunat.
Sekilas tentang Me-DAN
Seperti dikutip situs resmi Me-DAN, me-dan.com, Medis dan Aksi Kemanusiaan adalah salah satu organisasi non pemerintah yang bergerak dalam bidang Medis dan Kemanusiaan khususnya yang berkaitan dengan masalah kebencanaan di Indonesia maupun dunia internasional.
Organisasi yang dalam kegiatannya organisasi ini menggunakan nama Forum Me-DAN dan diantara program strategi Me-DAN adalah.
1. Penggalangan Dana Kemanusiaan
2. Peduli Musibah dan Bencana
3. Peduli Aktifis Islam
4. Pengadaan Bakti Sosial dan Kemanusiaan
(Abu Khalid,mb/voa-islam.com)