JAKARTA (voa-islam.com)- Untuk menghindari konsumsi media, Cendikiawan Muslim Azyumardi Azra menyepakati usulan yang dikemukakan oleh Din Syamsudin. Din, menurutnya mengatakan lebih baik sidang isbat atau penentuan jadwal puasa dilakukan tertutup.
Azra beralasan jika sidang dilakukan tertutup masyrakat pun nantinya akan merasa nyaman. Tidak menimbulkan kegaduhan serta juga perpecahan opini.
Cukup bagus sidang Isbad itu dilakukan tertutup, kalau terbuka itu nanti jadi konsumsi media, nanti akan terjadi jadi macam-macam kecemburuan dan lain-lain," kata Azra seperti dikutip Republika, di Jakarta, Jumat (12/06/2015).
Kemungkinan penetapan Ramadhan dan 1 Syawal berbarengan, Azra pun berharap demikian. Dan ia berpesan kepada Muhammadiyah dan juga NU agar menyamakan metode yang digunakan dalam menetapkan Ramadhan serta 1 Syawal agar pelaksanaannya serentak, juga selalu bersatu dalam menjalankan ibadah.
Meksipun metode rukyatul hilal oleh PBNU dan Hisab oleh Muhammadiyah punya landasan fikih dan argumen yang sama-sama kuat, namun kata Azra sudah saatnya dilakukan kompromi antara keduanya. Menurut Azra baik NU ataupun Muhammadiyah harus lebih memperioritaskan persatuan umat.
Pemerintah pun dalam hal ini Kementerian Agama atau Wakil Presiden RI menjadi mediator agar pendekatan keduanya bisa menemui kata sepakat. "Sekarang yang harus diperiotaskan adalah persatuan umat," ujar Azra. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)